Senin, 04 Agustus 2014

6 Bulan Berakhir Haru

Masih ingat jelas, hari itu Senin tanggal 16 Desember 2013 saya diantar suami datang ke gedung X FIB, Universitas Indonesia untuk mendapati kejelasan mengenai program beasiswa BPP-LN Calon Dosen Vokasi dan pelatihan bahasa dari DIKTI. 30 menit setelah memasuki salah satu ruangan di lantai 2 bukan kejelasan yang saya dapatkan melainkan placement test IELTS yang terbagi menjadi 4 bagian (listening, reading, writing, dan speaking). Syoook dong, karena saya tidak memiliki persiapan apapun dan ini adalah tes IELTS pertama saya. Dengan berakhirnya tes ini pula, maka absensi pelatihan pun dimulai. Sehari dua hari saya lewati masih dengan rasa berat, karena saya mendapatkan tempat pelatihan di Depok yang artinya harus tinggal terpisah dari suami, tinggal di kosan, melalui masa hamil trimester pertama di kota asing dan menghadapi banyak hal asing lainnya. Namun, hari-hari berikutnya semua terasa lebih baik karena saya temukan teman baru yang kini seperi keluarga sendiri. Walau hari-hari kehamilan saya jauh dari suami tapi Allah ganti dengan puluhan teman laki-laki dan perempuan yang senantiasa menjaga, mengingatkan, menemani dan membantu saya melewati masa-masa mual dan rawan.
Perlu diketahui, saya adalah seseorang yang sangat tidak menyukai mata pelajaran bahasa Inggris sejak masa sekolah dasar. Karena ketidak sukaan inilah menjadikan saya tidak memiliki minat dan kemampuan bahasa Inggris yang baik. Bagi saya mengikuti pelatihan ini seperti karma dan peringatan. Tapi apa mau dikata, inilah proses yang harus saya lalui sampai akhir dan saya perjuangkan. Beruntungnya, saya memiliki suami dan teman-teman yang selalu membantu  sehingga beban terasa lebih ringan.

17 Juni 2014, program pelatihan berakhir yang artinya tidak adalagi hari-hari berkumpul bersama di kelas, tidak adalagi momen-momen makan di kantin bersama, tidak ada lagi canda tawa di waktu coffee break karena setelah ini setiap peserta berjalan sendiri-sendiri untuk melalui proses selanjutnya sesuai dengan negara tujuan dan universitas tujuannya masing-masing.

“Selamat berjuang kawan, ketika nanti kau lelah dengan merasa tak mampu melewati kesulitan saat kuliah di negeri asing sana, ingatlah bahwa kita pernah menemui hal-hal sulit sebelumnya dan kita mampu melewatinya.”


Inilah beberapa momen kebersamaan kita:
posisi di depan gor bultang, ceritanya olahraga rutin biar sehat. tapi kenyataannya udah olahraga terus makan.,

ditraktirin aa sani yang exit dr program dan memilih pertamina untuk sang masa depan

bingung jelasinnya, ini lagi pada ngapain siiih?

kalo di kelas ya kaya gini, nampak serius padahal nunduttan (re: ngantuk)

the last day, pose di depan saksi bisu 6bulan bersama

pose at our class room, yang katanya disewa harian sama dikti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar