Mengenyam pendidikan di Germany
atau salah satu negara di Eropa masih menjadi mimpi saya sampai saat ini dan
akan terus seperi itu, tak akan saya rubah sampai kapan pun meski mimpi itu
kini harus tertunda. 2 bulan adalah bukan waktu yang singkat saat saya harus
mantap memutuskan akan dibawa kemana jalan kehidupan saya untuk 2 tahun ke
depan. Setengah proses pencarian universitas dan pendaftaran untuk program
master di Germany telah saya lakukan, namun ada begitu banyak keadaan dan
kesulitan yang memaksa saya harus mengorbankan suami dan anak saya kelak jika
saya bersih kearas memperjuangkan mimpi ini untuk saat ini. Sungguh egois
rasanya, jika saya harus meninggalkan suami dan anak saya di negeri ini untuk
waktu lama hanya demi mengenyam pendidikan di benua biru itu karena beasiswa yang saya dapatkan tak
menanggung biaya keluarga. Dimana tanggung jawab saya sebagai istri dan ibu
jika itu terjadi nanti? Sungguh munafik tetap memaksakan diri mencari
universitas di negara impian itu, saat saya sadar saya akan melahirkan diwaktu
yang bersamaan dengan pelatihan bahasa Germany dan tak mungkin untuk
mengikutinya. Terlalu berharga jika harus mengorbankan orang-orang yang sangat
saya sayangi dan sungguh akan menyakitkan nantinya.
Setelah melewati masa-masa
penantian menunggu petunjuk dari Nya, menimbang dan menghitung biaya tinggal di
Taiwan yang relatif lebih murah, kemudahan membawa keluarga dengan biaya
sendiri, serta jarak Taiwan-Indonesia yang biasa ditempuh selama 7jam dengan pesawat
akhirnya saya putuskan untuk mengenyam program master (S2) di Taiwan, walau ada
rasa sedih yang sempat hinggap karena tidak bisa mengenyam program master di
Germany. Namun, ini bukanlah akhir dari mimpi saya karena hal ini lah saya
memiliki mimpi baru untuk mengenyam pendidikan doktor (S3) di negara impian
itu. Tak lelah untuk mengingatkan diri bahwa mimpi saya hanya tertunda beberapa
saat, maka suatu hari nanti mimpi itu dapat dikejar kembali. Selain itu Taiwan
bukan lah pilihan negara yang buruk, banyak univ di Taiwan yang masuk top rank
asia dan dunia khususnya untuk program chemical engineering. Bukankah dimanapun
kita mengenyam pendidikan tetaplah diri kita sendiri yang menentukan kualitas
diri kita?
So, percayakan semua pada jalan
Nya, maka rasa kecewa tak akan hinggap dalam hati karena Allah Maha Tau apa
yang kita butuhkan dan apa yang terbaik untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar