Senin, 04 Agustus 2014

For my beloved, ku pilih Taiwan

Mengenyam pendidikan di Germany atau salah satu negara di Eropa masih menjadi mimpi saya sampai saat ini dan akan terus seperi itu, tak akan saya rubah sampai kapan pun meski mimpi itu kini harus tertunda. 2 bulan adalah bukan waktu yang singkat saat saya harus mantap memutuskan akan dibawa kemana jalan kehidupan saya untuk 2 tahun ke depan. Setengah proses pencarian universitas dan pendaftaran untuk program master di Germany telah saya lakukan, namun ada begitu banyak keadaan dan kesulitan yang memaksa saya harus mengorbankan suami dan anak saya kelak jika saya bersih kearas memperjuangkan mimpi ini untuk saat ini. Sungguh egois rasanya, jika saya harus meninggalkan suami dan anak saya di negeri ini untuk waktu lama hanya demi mengenyam pendidikan di benua biru  itu karena beasiswa yang saya dapatkan tak menanggung biaya keluarga. Dimana tanggung jawab saya sebagai istri dan ibu jika itu terjadi nanti? Sungguh munafik tetap memaksakan diri mencari universitas di negara impian itu, saat saya sadar saya akan melahirkan diwaktu yang bersamaan dengan pelatihan bahasa Germany dan tak mungkin untuk mengikutinya. Terlalu berharga jika harus mengorbankan orang-orang yang sangat saya sayangi dan sungguh akan menyakitkan nantinya.

Setelah melewati masa-masa penantian menunggu petunjuk dari Nya, menimbang dan menghitung biaya tinggal di Taiwan yang relatif lebih murah, kemudahan membawa keluarga dengan biaya sendiri, serta jarak Taiwan-Indonesia yang biasa ditempuh selama 7jam dengan pesawat akhirnya saya putuskan untuk mengenyam program master (S2) di Taiwan, walau ada rasa sedih yang sempat hinggap karena tidak bisa mengenyam program master di Germany. Namun, ini bukanlah akhir dari mimpi saya karena hal ini lah saya memiliki mimpi baru untuk mengenyam pendidikan doktor (S3) di negara impian itu. Tak lelah untuk mengingatkan diri bahwa mimpi saya hanya tertunda beberapa saat, maka suatu hari nanti mimpi itu dapat dikejar kembali. Selain itu Taiwan bukan lah pilihan negara yang buruk, banyak univ di Taiwan yang masuk top rank asia dan dunia khususnya untuk program chemical engineering. Bukankah dimanapun kita mengenyam pendidikan tetaplah diri kita sendiri yang menentukan kualitas diri kita?


So, percayakan semua pada jalan Nya, maka rasa kecewa tak akan hinggap dalam hati karena Allah Maha Tau apa yang kita butuhkan dan apa yang terbaik untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar