Sambil menyelam minum air adalah
peribahasa yang pas untuk apa yang saya lakukan selama kuliah di Taiwan. Kuliah
dan menjalani kegiatan harian di kampus adalah kewajiban utama sebagai pelajar,
namun tak ada salahnya kan jika saya sedikit berkeliling di negeri formosa ini.
Satu minggu lalu, saya mengikuti acara trip yang diadakan oleh salah satu
proffesor departement dan murid-murid lokal. Tujuan wisata kali ini adalah
Hualien. Jika kalian penasaran seperti apa, silahkan cari informasinya via mbah
Gogle. Secara garis besar Hualien adalah kabupaten terbesar di Taiwan yang
terletak di pantai timur pegunungan Taiwan. Hualien terkenal dengan objek
pariwisatanya. Adapun beberapa tempat wisata yang terkenal adalah Taman
Nasional Taroko, Yushan National Park, Danau Liyu dan beberapa spot untuk
meliahat samudra Pasifik dari atas tebing. Jika berngkat dari kota Taipei akan
membutuhkan waktu selama 4 jam menggunakan jalur darat transportasi bis. Ada
hal yang menarik jika memilih menggunakan jalur darat bukan kereta, di lebih
dari 1/3 perjalanan mata akan takjub melihat luasnya samudra Pasifik di satu
sisi dan tebing tinggi berbatu disisi lainnya. Sesekali bis akan melewati
terowongan hasil bobokan bukit batu dan saat melipir dari bibir jurang, bis
akan memutar melewati bukit batu dengan sungai berair biru di dasar tebing.
Cerita yang telah terlewati atas apa yang Tuhan takdirkan | Love | Dreams | Family | Traveling | Story and Inspiration
Sabtu, 25 Oktober 2014
Rabu, 22 Oktober 2014
Di Penghujung Musim Gugur
Di penghujung musim gugur ini
angin mulai tak bersahabat, ia melaju ke arah barat yang sesekali berbelok ke barat
daya bersama rintik hujan yang membersamai sejak di samudra pasifik. Ia membelai
lembut bulu tangan dan meninggalkan dingin di seluruh permukaan kulit. Tak ada
ruangan yang lebih nyaman selain kamar sendiri di musim yang mulai tak menentu.
Duduk di kusri dan menghabiskan berjam-jam di muka monitor menjadi kebiasaan
baru. Menatap sesekali ke arah rak lemari, ku lihat senyuman mereka yang ku
cintai dari bingkai tak bernyawa. Palsu namun terasa nyata mereka ada di depan
ku seraya berkata “semangat sayang, berjuang lah, kami di sini mendoakan dan
sabar menunggu”. Kata-kata itu terngiang terus menerus, mendekap hati yang
merindu, menghangatkan sekujur tubuh, dan menguapkan sedikit jenuh.
![]() |
My lovely family |
Langganan:
Postingan (Atom)