Berapa
lamakah waktu yang kita habiskan untuk bersekolah? 12 tahun? 15 tahun? 16
tahun? Tau bahkan lebih dari itu. Sejak umur 4 tahun kita sudah bersekolah yang
dimulai dari taman kanak-kanak selama 2 tahun. Lalu menempuh jenjang sekolah
dasar selama 6 tahun, jenjang sekolah menengah selama 3 tahun, dan sekolah
lanjutan atas selama 3 tahun. Tapi saya menghabiskan masa sekolah lanjutan atas
di sekolah kejuruan selama 4 tahun. Bukan karena tidak naik kelas tapi memang
program yang dimiliki oleh sekolah menengah kejuruan yang saya ikuti adalah
program setara D-1 selama 4 tahun. Jika hanya mengenyam pendidikan sampai
sekolah lanjutan atas berarti sudah 14 tahun kita menghabiskan waktu untuk
bersekolah. Bila sebagian dari kita beruntung maka ditambah lagi 4 tahun bahkan
lebih untuk mengenyam pendidikan tiggi. Totalnya kita menghabiskan 18 tahun
bahkan lebih untuk mengenyam pendidikan.
Selama 18
tahun mengenyam pendidikan tentunya setiap kita akan naik tingkat selalu
dihadapkan pada ujian. Bahkan tidak untuk naik tingkat saja, setiap minggu
terkadang kita dihadapkan pada ujian harian. Jika kita tidak mampu melewati
ujian demi ujian apakah kita akan naik tingkat? Tentu tidak, oleh karena itu
ada istilah tinggal kelas.
Proses ujian
dan naik kelas selama menjalani pendidikan sama hal nya dengan kehidupan di
dunia nyata. Setiap hari akan ada pengetahuan dan ilmu baru, ada permasalah
baru, dan untuk naik tingkat kita harus melalui ujian. So, hubungan ujian dan
naik tingkat adalah hal yang sangat mendasar dalam kehidupan. Sama halnya kata
Pak Mario Teguh “Hukum yang paling besar di dunia ini adalah hukum sebab akibat”.
Kenapa saya katakan demikian, karena naik tingkat adalah akibat ujian yang
telah berhasil kita lewati. Yang artinya tanpa ujian maka tidak ada naik
tingkat. Maka, berbahagialah saat kita mendapat ujian, kerena artinya kita akan
naik tingkat saat kita berhasil melewatinya.
Tahukah
anda bahwa ujian/kegagalan memiliki pola begitu juga kesuksesan? Dan tahukah
anda pola setiap orang itu berbeda?
Namun,
tidak satupun orang tahu polanya secara pasti. Hanya Sang Pencipta semesta ini
yang memiliki otoritas penuh. Maka tak perlulah kita tahu pola kegagal dan
kesuksesan kita, cukup berusaha terus menerus dan yakin kesuksesan itu akan
kita temui. Teringat pada sebuah quote “diantara seratus kegagalan itu ada
kesuksesan”. Jadi, ketika kita menyerah maka kesuksesan itu tak akan kita
temui. Ingatlah, “kesuksesan itu tidak datang pada kita, tapi kita yang datang
pada kesuksessan”. Jika kita tak mencari dan bergerak datang pada kesuksessan,
maka kesuksessan takan pernah kita temui”. Teruslah berusaha siapa tahu sekali
lagi kita berusaha kesuksesan itu akan kita temui. Jika kita mengeluh mengenai
kegagalan-kegagal yang kita alami, cobalah hitung sudah berapa kali kita gagal.
Apabila sudah lebih dari seratus kali, maka kita patut berkaca diri, apakah
yang menyebabkan kegagalan itu. Adakah dosa-dosa kita yang telah menghambat
kesuksesan?adakah kesalah kita di masa lalu yang mempersulit? Atau hal-hal
lainnya yang menghambat berkah dan
karunia Nya tak sampai pada kita? Wallohualam,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar