Selasa, 15 Januari 2013

Berbahagialah Saat Mendapat Ujian

Berapa lamakah waktu yang kita habiskan untuk bersekolah? 12 tahun? 15 tahun? 16 tahun? Tau bahkan lebih dari itu. Sejak umur 4 tahun kita sudah bersekolah yang dimulai dari taman kanak-kanak selama 2 tahun. Lalu menempuh jenjang sekolah dasar selama 6 tahun, jenjang sekolah menengah selama 3 tahun, dan sekolah lanjutan atas selama 3 tahun. Tapi saya menghabiskan masa sekolah lanjutan atas di sekolah kejuruan selama 4 tahun. Bukan karena tidak naik kelas tapi memang program yang dimiliki oleh sekolah menengah kejuruan yang saya ikuti adalah program setara D-1 selama 4 tahun. Jika hanya mengenyam pendidikan sampai sekolah lanjutan atas berarti sudah 14 tahun kita menghabiskan waktu untuk bersekolah. Bila sebagian dari kita beruntung maka ditambah lagi 4 tahun bahkan lebih untuk mengenyam pendidikan tiggi. Totalnya kita menghabiskan 18 tahun bahkan lebih untuk mengenyam pendidikan.
Selama 18 tahun mengenyam pendidikan tentunya setiap kita akan naik tingkat selalu dihadapkan pada ujian. Bahkan tidak untuk naik tingkat saja, setiap minggu terkadang kita dihadapkan pada ujian harian. Jika kita tidak mampu melewati ujian demi ujian apakah kita akan naik tingkat? Tentu tidak, oleh karena itu ada istilah tinggal kelas.
Proses ujian dan naik kelas selama menjalani pendidikan sama hal nya dengan kehidupan di dunia nyata. Setiap hari akan ada pengetahuan dan ilmu baru, ada permasalah baru, dan untuk naik tingkat kita harus melalui ujian. So, hubungan ujian dan naik tingkat adalah hal yang sangat mendasar dalam kehidupan. Sama halnya kata Pak Mario Teguh “Hukum yang paling besar di dunia ini adalah hukum sebab akibat”. Kenapa saya katakan demikian, karena naik tingkat adalah akibat ujian yang telah berhasil kita lewati. Yang artinya tanpa ujian maka tidak ada naik tingkat. Maka, berbahagialah saat kita mendapat ujian, kerena artinya kita akan naik tingkat saat kita berhasil melewatinya.
Tahukah anda bahwa ujian/kegagalan memiliki pola begitu juga kesuksesan? Dan tahukah anda pola setiap orang itu berbeda?
Namun, tidak satupun orang tahu polanya secara pasti. Hanya Sang Pencipta semesta ini yang memiliki otoritas penuh. Maka tak perlulah kita tahu pola kegagal dan kesuksesan kita, cukup berusaha terus menerus dan yakin kesuksesan itu akan kita temui. Teringat pada sebuah quote “diantara seratus kegagalan itu ada kesuksesan”. Jadi, ketika kita menyerah maka kesuksesan itu tak akan kita temui. Ingatlah, “kesuksesan itu tidak datang pada kita, tapi kita yang datang pada kesuksessan”. Jika kita tak mencari dan bergerak datang pada kesuksessan, maka kesuksessan takan pernah kita temui”. Teruslah berusaha siapa tahu sekali lagi kita berusaha kesuksesan itu akan kita temui. Jika kita mengeluh mengenai kegagalan-kegagal yang kita alami, cobalah hitung sudah berapa kali kita gagal. Apabila sudah lebih dari seratus kali, maka kita patut berkaca diri, apakah yang menyebabkan kegagalan itu. Adakah dosa-dosa kita yang telah menghambat kesuksesan?adakah kesalah kita di masa lalu yang mempersulit? Atau hal-hal lainnya  yang menghambat berkah dan karunia Nya tak sampai pada kita? Wallohualam,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar