Ketika ditanya, apa sih tujuan
hidup mu?
Maka saya akan menjawab, untuk mencari
ridha Nya dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan akherat nanti.
Kemudian akan kemana kamu setelah
kehidupan ini?
Maka saya akan menjawab, saya
akan kembali pada Sang Pemilik Hidup.
Dengan kata lain, di dunia ini saya
menunggu Sang Maha Pemilik memanggil saya pulang kepangkuan Nya.
Saya pikir, semua inti kehidupan
di dunia ini adalah menunggu mati. Tapi bagaimana mengisi waktu menunggu itu
agar mampu hidup dengan layak dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan setelah
dunia. Sepaham?
Ketika membahas kalimat “agar
dapat hidup dengan layak” maka duniawi lah yang dibahas. Ketika membahas kalimat
“mengumpulkan bekal untuk kehidupan kelak” maka akherati yang dibahas. Jelas sekali
kehidupan itu harus berjalan seimbang
antara dunia dan akherat.
Semua orang berlomba-lomba untuk
memperoleh kehidupan yang layak. Saya berkuliah dengan harapan setelah lulus
dapat memperoleh pekerjaan yang layak dengan gaji besar. Atau membuka usaha
agar memiliki penghasilan yang besar. Semua kegiatan dibumi ini memiliki
prinsip UUD (ujung-unjungnya duit). Boleh kah? Tentu boleh. Manusiawikah? Tentu
manusiawi. Bukankah tadi dikatakan inti kehidupan adalah agar dapat hidup
dengan layak. Agar dapat hidup dengan layak, kita harus makan setiap hari,
butuh pakaian dan tempat tinggal, butuh pendidikan, dll. Semua yang disebutkan
memerlukan uang untuk mendapatkannya.
Namun salahnya ketika urusan
duniawi memiliki porsi lebih besar dari urusan akherati maka orang hanya akan
memiliki fokus “untuk aku” bukan ”untuk kita”. Orang yang berfokus “untuk aku”
hanya akan memikirkan dirinya sendiri dan mengumpulkan harta untuk dirinya sendiri.
Jadilah negeri kita ini negeri timpang. Yang kaya, kaya banget, yang miskin,
kelewat miskin. Jika seseorang memiliki fokus “untuk kita” maka ia akan
berfikir bagaimana dirinya dapat sukses dan mensukseskan, bagaimana dirinya
dapat kaya dang mengkayakan. Ketika seseorang berfokus “untuk kita” maka bukan
hanya duniawi yang dikejar tapi ada akherati yang menjadi tujuan. Orang yang
berfokus “untuk kita” akan melakukan sesuatu dengan memikirkan tingkat kebermanfaatannya.
Orang yang berfokus “untuk kita” akan memilih
hal yang memiliki manfaat bagi sebanyak-banyaknya lingkungan. Untuk itu marilah
mulai berfokus “untuk kita”.
Bagaimana mengukur apakah kita
termasuk orang yang berfokus “untuk aku” atau “untuk kita”?
Jika anda karyawan dan bekerja,
cobalah hitung seberapa banyak orang yang terbantu atas rezeki yang ada miliki
setiap bulan? Seberapa banyak uang yang anda bagikan atau berikan untuk
membantu lingkungan sekitar?
Jika jumlah uang yang dikeluarkan
masih kurang dari 10% maka anda termasuk orang yang berfokus “untuk aku”.
Di dalam kitab Al-qur’an jelas
tertulis perintah menginfaqkan sebagian harta karena di dalam setiap rezeki
yang kita dapatkan ada jatah orang lain di dalamnya.
Jika anda mahasiswa/i dan dapat
dikatakan memiliki kemampuan lebih. Sudah berapa teman yang anda bantu dan anda
bimbing dalam menyelesaikan tugas dan masalah perkuliahan? Sudah berapa banyak
buku tak terpakai yang anda wariskan kepada adik kelas atau disumbangkan kepada
yang membutuhkan?
Jika jawabnnya tak ada seorangpun
yang anda bantu dalam menyelesaikan tugas dan masalah perkuliahan, bahkan tak
ada satupun buku yang pernah anda wariskan/sumbangkan, berarti anda masih
termasuk orang yang berfokus “untuk aku”.
Di dalam kitab Al-quran tertulis
perintah “sampaikanlah ilmu walau satu ayat”. Jadi orang yang berfokus “untuk
kita” tidak hanya akan berusaha jadi pintar tapi memintarkan lingkungannya.
Jika anda seorang pengusaha
sukses, tengoklah disekitar anda apakah masih ada saudara atau tetangga yang
pengangguran? Jika masih ada dan anda sadari, sudah jelas anda orang yang
berfokus “untuk aku”.
Hidup adalah pilihan bukan?
Tinggal memilih, akan hidup layak
di dunia saja namun di akherat tak mendapat safaat. Atau hidup layak di dunia
akherat?
Tinggil pilih, mau fokus “untuk
aku” atau “untuk kita”.
Salam....
BalasHapusMenjadikan diri kita slalu menjadi lilin-lilin kehidupan, yg mampu memberikan cahaya dan warna bagi orang-orang di sekeliling kita....# Inti kehidupan
3 M:
Mencari, mendapatkan, Mengembalikan lagi-kepada orang yg lebih membutuhkan......Happy sunday ....Anggi
Mati itu pasti tapi KITA bisa "memilih' kapan dan seperti apa mati yg kita inginkan.
BalasHapus"Tinggil pilih, mau fokus “untuk aku” atau “untuk kita”.
untuk kita pastinya!!!
Thanks alot buat komentarnya,. membangun sekali. *salim*
BalasHapus