So atau too adalah kata yang
berasal dari bahasa inggris yang intinya terlalu, namun digunakan untuk ungkapan
yang bernilai negative. Sedangkan enough yang artinya cukup adalah kata yang
digunakan untuk ungkapan bernilai positive. Sama seperti ungkapan dalam bahasa Indonesia,
kata terlalu memiliki arti yang negative seperti “so tahu”. Sadarkah bahwa jauh-jauh sebelum
ungkapan itu ada, bahkan sebelum bahasa Inggris itu ada, Allah telah menuliskan
dalam al-qur’an bahwa sesuatu yang berlebihan “terlalu” itu tidak baik. Jadi lakukanlah
apapun dengan cukup atau sesuai kadarnya.
Hari Minggu kemarin saya
merencanakan untuk pergi ke Cilegon. Seperti biasanya saya bangun pagi dan
melaksanakan solat subuh. Setelah solat saya berdo’a memohon keselamatan,
kemudahan dan kelancaran selama perjalanan ke Cilegon. Matahari hari pun mulai
merangkak naik menemani saya yang mempersiapkan kebutuhan untuk pergi ke
Cilegon. Sebelum pergi saya menyempatkan untuk solat dhuha dan memohon kembali
agar diberikan keselamatan, kemudahan dan kelancaran selama perjalanan ke
Cilegon. Dalam hati saya sangat sangat percaya atas kuasa Nya. Saya pun
melangkahkan kaki keluar rumah dengan tenang.
Untuk mencapai Cilegon saya harus
menggunakan bis tujuan Cilegon dari terminal Lewi Panjang. Untuk mencapai
terminal Lewi Panjang saya memilih menggunakan bis damri dari terminal Ledeng
di dekat rumah. Diperjalan menuju terminal Ledeng saya berdo’a kembali memohon
agar diberikan bis damri AC yang akan membawa saya menuju terminal Lewi Panjang.
Sesampainya di terminal Ledeng saya tersenyum lebar karena Allah dengan cepat
mengabulkan do’a saya, bis damri AC yang akan membawa saya menuju terminal Lewi
Panjang telah menunggu dan siap berangkat.
Di dalam perjalanan menuju
terminal Lewi Panjang saya berdo’a kembali, memohon agar mendapatkan bis Laju
Prima atau Armada yang akan mengantar saya ke Cilegon. Sesampainya di terminal
Lewi Panjang, saya mendapati bukan bis Laju Prima atau Armada yang siap untuk
pergi melainkan bis Arimbi. Dengan reflex saya menghela nafas panjang
menandakan kekecewaan saya karena kali ini saya tidak beruntung. Kemudian Saya pun
menaiki tangga bis lalu memilih tempat duduk yang nyaman. Saya pun menerima
jika perjalanan saya ke Cilegon akan memakan waktu lebih lama karena bis Arimbi
ini biasanya akan mampir ke pool bis di Tanggerang. Selang beberapa menit setelah saya duduk,
kondektur menanyakan tujuan kepada setiap penumpang dan mengatakan bahwa bis
ini tidak akan ke pool dahulu yang artinya akan langsung munuju Serang. Senyum simpul
pun hadir di wajah saya karena perjalanan akan lebih cepat sembari berucap
Alhamdulillah. Melihat waktu dari jam tangan yang menunjukkan pukul 09.20 saya
pun menghela nafas panjang kembali karena itu tandanya saya akan menunggu
selama 40 menit sampai bis berangkat. Setelah saya menghela nafas panjang dan
berfikir harus sabar menunggu, supir bis lantas menjalankan bisnya dan tidak
sampai 10 menit saya berada di bis, bis tujuan Cilegon yang saya tumpangi sudah
melaju. Lagi-lagi saya tersenyum simpul.
2 jam berikutnya sampailah Saya
di gerbang tol Halim kota Jakarta. Antrian kendaraan sepanjang beberapa ratus
meter membuat saya kembali menarik nafas panjang bersiap akan menghadapi
macetnya kota Jakarta. Melewati gerbang tol, jalanan tetiba lenggang. Hanya membutuhkan
waktu 30 menit bis sudah sampai di tol Serang. Lagi-lagi saya tersenyum, namun
kali ini lebih lebar. Dengan waktu total 3 jam 15 menit Saya sudah menginjakan
kaki di kota Cilegon yang awalnya saya kira membutuhkan waktu lebih dari 4 jam.
Setelah sampai di Cilegon,
sepanjang jalan menuju tempat tujuan saya berfikir betapa so tahunya saya. Beberapa
kejadian hari ini membuat saya berprasangka buruk pada Nya. Saya berprasangka
do’a saya tidak sepenuhnya dikabulkan, apa yang saya minta tidak Ia berikan. Tapi
ternyata saya salah, Dia tidak memberikan yang saya inginkan tapi yang saya
butuhkan. Saya meminta bis Armada, Ia beri saya bis Arimbi yang membawa saya ke
Cilegon hanya dengan waktu 3jam. Tanpa ngetem, tanpa berdesakan, tanpa
orang-orang berjualan. Saya meminta perjalanan yang lancar (4jam) tapi Ia
memberikan yang lebih dari sekedar lancar. Malu rasanya menjadi manusia yang
sok tahu padahal Dia lah Sang Maha tahu.
Sadarkah kita, bahwa sering kali
kita tak sadar telah menjadi hamba yang sok tahu? Selalu berprasangka buruk
pada Nya, menganggap Ia tak mendengarkan do’a kita, menganggap Ia tak adil. Saat
kita tak diterima di kampus favorit dan jurusan yang kita sukai atau tak
mendapati apa yang kita inginkan, tak sadar kita mengungkapkan kata-kata “sepertinya
saya salah jurusan/ ini gak gua banget sih” atau hanya sekedar kata “yaaahh”. Padahal
kita belum menjalaninya walau hanya selangkah. Astagfirullah,. Betapa kita
telah menjadi manusia yang sok tahu lebih dari pencipta kita yang Maha tahu. Jika
sekarang kita sadar, segeralah memohon ampun dan ingat lah, bahwa Allah tak
memberikan apa ynag kita inginkan tapi Ia memberikan apa yang kita butuhkan dan
apa yang baik bagi kita menurut pandangan Nya. Terus lah berprasangka baik pada
Nya, niscaya dalam setiap kejadian akan ada hikmah yang begitu indah jauh dari
harapan kita.
Salam,.
nuhun.... inspirasi yang menjuanl :)
BalasHapus