Perjalanan ke kota Tasik bulan
lalu membawa saya bertemu dengan seorang guru kehidupan. Guru yang tak akan
saya temukan di kampus. Sesuai dengan apa yang saya yakini bahwa di dunia ini
tidak ada yang kebetulan. Saya yakin pertemuan ini pun bukan kebetulan,
melainkan atas desain yang telah Allah buat untuk saya. Kami berada dalam satu
mobil bersama 3 orang lainnya (termasuk kakang). Begitu banyak hal yang kami
bahas selama perjalanan Bandung-Tasik. Tapi yang benar-benar merasuk ke dalam
hati dan pikiran saya adalah sebuah topik tentang “Kunci Sukses”. Beliau
berkata “Kunci sukses dalam segala bidang hanyalah satu yaitu IKHLAS”. Lalu
beliau bertanya “Apakah IKLHAS itu?” sebelum saya sempat menjawab, beliau
langsung menimpali “Melakukan segala sesuatu hanya, untuk, dan karena Allah SWT
semata”.
Sudahkah kita melakukan segala
aktifitas hanya, untuk, dan karena Allah? Atau segala yang kita lakukan selama
ini hanyalah nafsu? Dan tahukah nafsu itu datangnya dari mana? Nafsu itu
datangnya dari syaiton.
Mari kita audit apakah kita
termasuk orang yang sudah ikhlas atau kita hanya manusia yang menjalani hidup
ini dengan nafsu?
Apakah alasan kita mengenyam
pendidikan sampai ke bangku kuliah S1/S2/S3?
Jika alasan kita masih untuk
mencari selembar ijasah, atau demi setrata sosial yang tinggi, atau karena
mengikuti keinginan orang tua dan alasan duniawi lainnya. Itu adalah nafsu,.
Begitu banyak bukti terpampang
nyata di hadapan kita, begitu banyak orang berlomba-lomba menjadi profesor,
doktor, dengan maksud agar dipandang orang, lalu menarik simpati, selajutnya
mencalonkan diri jadi wakil rakyat dan setelah duduk dikursi perwakilan, berlomba-lomba
memperkaya diri.
Berhati-hati lah dalam berniat,
bisa jadi niat kita adalah nafsu sehingga apa yang kita lakukan kedepannya
dengan penuh perjuangan menjadi tidak ikhlas.
Contoh lainnya,
Apakah alasan kita menyukai
seseorang? Apakah karena dia tampan/cantik, pintar, baik, kaya, dan sebagainya.
Lalu ketika hal yang kita sukai semuanya berubah, mengapa kita menjadi tidak menyukainya
lagi?
Tahukan bahwa suka itu nafsu,
tidak suka pun nafsu. Maka kita sebagai manusia jangan terlalu menyukai sesuatu
ataupaun terlalu membenci sesuatu. Karena sifat itu datangnya dari syaiton. Dan
hal penting yang harus diingat dan dilaksanakan adalah jangan terlalu mencitai
sesuatu apapun lebih dari kita mencintai Sang Penciptanya. Sering kali kita tak
menyadari bahwa kita terlalu mencintai uang, popularitas, nama baik, jabatan,
pasangan, tapi lupa pada siapa Sang Pemilik sesungguhnya.
Mari selalu merenungkan dan
berinstropeksi diri atas apa yng selama ini dilakukan. Teruslah bertanya pada
diri sendiri apakah segala seustu yang kita lakukan itu sudah ikhlas atau hanya
nafsu?
Jika kita telah mampu melakukan
segala sesuatu dengan ikhlas percaya lah pada janji Nya. Allah akan mempermudah
jalan kita layaknya orang tua yang selalu menolong anaknya, Allah akan
memberikan apa yang kita butuhkan layaknya bayi yang semua kebutuhannya
dipenuhi oleh orang tuanya, Allah akan menghadiahkan hal terbaik untuk kita
layaknya anak baik yang selalu mendapat hadiah dan kejutan dari orang tuanya.
Maka jadilah seperti bayi yang suci, jauh dari dosa, maka Allah akan begitu
dekat dengan kita.
Salam,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar