Senin, 18 Maret 2013

Jangan so tahu! Karena ALLAH yang MAHA TAHU



So atau too adalah kata yang berasal dari bahasa inggris yang intinya terlalu, namun digunakan untuk ungkapan yang bernilai negative. Sedangkan enough yang artinya cukup adalah kata yang digunakan untuk ungkapan bernilai positive. Sama seperti ungkapan dalam bahasa Indonesia, kata terlalu memiliki arti yang negative seperti  “so tahu”. Sadarkah bahwa jauh-jauh sebelum ungkapan itu ada, bahkan sebelum bahasa Inggris itu ada, Allah telah menuliskan dalam al-qur’an bahwa sesuatu yang berlebihan “terlalu” itu tidak baik. Jadi lakukanlah apapun dengan cukup atau sesuai kadarnya.
Hari Minggu kemarin saya merencanakan untuk pergi ke Cilegon. Seperti biasanya saya bangun pagi dan melaksanakan solat subuh. Setelah solat saya berdo’a memohon keselamatan, kemudahan dan kelancaran selama perjalanan ke Cilegon. Matahari hari pun mulai merangkak naik menemani saya yang mempersiapkan kebutuhan untuk pergi ke Cilegon. Sebelum pergi saya menyempatkan untuk solat dhuha dan memohon kembali agar diberikan keselamatan, kemudahan dan kelancaran selama perjalanan ke Cilegon. Dalam hati saya sangat sangat percaya atas kuasa Nya. Saya pun melangkahkan kaki keluar rumah dengan tenang.
Untuk mencapai Cilegon saya harus menggunakan bis tujuan Cilegon dari terminal Lewi Panjang. Untuk mencapai terminal Lewi Panjang saya memilih menggunakan bis damri dari terminal Ledeng di dekat rumah. Diperjalan menuju terminal Ledeng saya berdo’a kembali memohon agar diberikan bis damri AC yang akan membawa saya menuju terminal Lewi Panjang. Sesampainya di terminal Ledeng saya tersenyum lebar karena Allah dengan cepat mengabulkan do’a saya, bis damri AC yang akan membawa saya menuju terminal Lewi Panjang telah menunggu dan siap berangkat.
Di dalam perjalanan menuju terminal Lewi Panjang saya berdo’a kembali, memohon agar mendapatkan bis Laju Prima atau Armada yang akan mengantar saya ke Cilegon. Sesampainya di terminal Lewi Panjang, saya mendapati bukan bis Laju Prima atau Armada yang siap untuk pergi melainkan bis Arimbi. Dengan reflex saya menghela nafas panjang menandakan kekecewaan saya karena kali ini saya tidak beruntung. Kemudian Saya pun menaiki tangga bis lalu memilih tempat duduk yang nyaman. Saya pun menerima jika perjalanan saya ke Cilegon akan memakan waktu lebih lama karena bis Arimbi ini biasanya akan mampir ke pool bis di Tanggerang.  Selang beberapa menit setelah saya duduk, kondektur menanyakan tujuan kepada setiap penumpang dan mengatakan bahwa bis ini tidak akan ke pool dahulu yang artinya akan langsung munuju Serang. Senyum simpul pun hadir di wajah saya karena perjalanan akan lebih cepat sembari berucap Alhamdulillah. Melihat waktu dari jam tangan yang menunjukkan pukul 09.20 saya pun menghela nafas panjang kembali karena itu tandanya saya akan menunggu selama 40 menit sampai bis berangkat. Setelah saya menghela nafas panjang dan berfikir harus sabar menunggu, supir bis lantas menjalankan bisnya dan tidak sampai 10 menit saya berada di bis, bis tujuan Cilegon yang saya tumpangi sudah melaju. Lagi-lagi saya tersenyum simpul.
2 jam berikutnya sampailah Saya di gerbang tol Halim kota Jakarta. Antrian kendaraan sepanjang beberapa ratus meter membuat saya kembali menarik nafas panjang bersiap akan menghadapi macetnya kota Jakarta. Melewati gerbang tol, jalanan tetiba lenggang. Hanya membutuhkan waktu 30 menit bis sudah sampai di tol Serang. Lagi-lagi saya tersenyum, namun kali ini lebih lebar. Dengan waktu total 3 jam 15 menit Saya sudah menginjakan kaki di kota Cilegon yang awalnya saya kira membutuhkan waktu lebih dari 4 jam.
Setelah sampai di Cilegon, sepanjang jalan menuju tempat tujuan saya berfikir betapa so tahunya saya. Beberapa kejadian hari ini membuat saya berprasangka buruk pada Nya. Saya berprasangka do’a saya tidak sepenuhnya dikabulkan, apa yang saya minta tidak Ia berikan. Tapi ternyata saya salah, Dia tidak memberikan yang saya inginkan tapi yang saya butuhkan. Saya meminta bis Armada, Ia beri saya bis Arimbi yang membawa saya ke Cilegon hanya dengan waktu 3jam. Tanpa ngetem, tanpa berdesakan, tanpa orang-orang berjualan. Saya meminta perjalanan yang lancar (4jam) tapi Ia memberikan yang lebih dari sekedar lancar. Malu rasanya menjadi manusia yang sok tahu padahal Dia lah Sang Maha tahu.
Sadarkah kita, bahwa sering kali kita tak sadar telah menjadi hamba yang sok tahu? Selalu berprasangka buruk pada Nya, menganggap Ia tak mendengarkan do’a kita, menganggap Ia tak adil. Saat kita tak diterima di kampus favorit dan jurusan yang kita sukai atau tak mendapati apa yang kita inginkan, tak sadar kita mengungkapkan kata-kata “sepertinya saya salah jurusan/ ini gak gua banget sih” atau hanya sekedar kata “yaaahh”. Padahal kita belum menjalaninya walau hanya selangkah. Astagfirullah,. Betapa kita telah menjadi manusia yang sok tahu lebih dari pencipta kita yang Maha tahu. Jika sekarang kita sadar, segeralah memohon ampun dan ingat lah, bahwa Allah tak memberikan apa ynag kita inginkan tapi Ia memberikan apa yang kita butuhkan dan apa yang baik bagi kita menurut pandangan Nya. Terus lah berprasangka baik pada Nya, niscaya dalam setiap kejadian akan ada hikmah yang begitu indah jauh dari harapan kita.
Salam,.

1 komentar: