Minggu, 14 September 2014

Aku Tidak Sepintar yang Mereka Kira

D4-POLBAN graduation

Berita tentang keperagianku menuntut ilmu di luar negeri sudah sampai telinga para tetangga dan keluarga jauh  sebelum hari keberangkatan ku ke Taiwan. Tidak hanya itu saja, mereka pun tahu bahwa aku mendapatkan beasiswa plus akan menjadi dosen setelah kelulusanku nanti. Aku senang saja mereka tahu dari obrolan mulut ke mulut para saudara dan tetangga. Bukan senang untuk pamer, tapi karena mereka semua memberikan do'a gratis untuk ku. Ingat obrolan antara mama dan ibu bidan sebulan yang lalu saat membawa anak ku Shaki. Ibu bidan berkata pada mama, "anaknya pasti pinter banget ya bu, kuliah S2 di luar negeri dari beasiswa dan akan jadi dosen". Lalu mama menjawab, " anak saya tidak pintar bu, masih banyak teman temannya yang lebih pintar".

Memang benar, saya tidak termasuk orang yang pintar. Buktinya selama sekolah dasar 6th saya belum pernah sekalipun mencicipi menjadi peringkat pertama, begitu pula saat duduk di bangku smp, paling2 hanya masuk rangking 5 besar. Barulah saat di sekolah analis saya pernah mengalami menjadi siswi peringkat satu, itupun sekali. Saat mengenyam pendidikan tinggi, saya bukan mahasiswi dengan IPK tertinggi, walaupun lulus cumlaode, tapi bukan mahasiswa terbaik di kelas karena masih bny teman2 yg lebih pintar dan berprestasi. Lalu mama melanjutkan jawabannya, "tapi anak saya itu ulet bu, kalo dia inginkan sesuatu, dia akan tekun mengejarnya. Makanya dia bisa dapat beasiswa". Mama emang paling mengenal anaknya ini, menurut saya jawaban mamah tepat sekali. So, buat kalian yang merasa gak pintar2 amat, gak punya banyak prestasi tapi punya keinginan seperti saya untuk kuliah sampe gelar doktor gratisan alias beasiswa, yang terpenting adalah tekun dan ulet. Karena dengan modal ini, walau harus jatuh bangun, tertatih, bahkan sampai merayap untuk melewati setiap proses, kalian akan tetap bertahan sampai tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar