Sabtu, 20 September 2014

Bunda pergi sekolah nak, bukan meninggalkan kamu.

Hari ini tepat 2 minggu saya meninggalkan negeri tercinta Indonesia, bersamaan dengan hari Taiwan dilanda badai Taifun. Konon di provinsi Taiwan Selatan atau di kota Kaoshiung badai sudah terjadi sejak malam hari, angin kencang disertai hujan deras membuat mereka tak berani untuk melangkahkan kaki ke luar gedung asrama tempat mereka tinggal. Berhubung ini hari minggu dan seluruh warga dihimbau untuk tidak bepergian jauh, saya memutuskan untuk berhibernasi setelah solat subuh pagi tadi, mengistirahat badan ini setelah seminggu kemarin melewati beberapa kegiatan yang cukup menguras tenaga.
Bersama sinar matahari yang mulai masuk melewati sela-sela gorden kemudian membias di langit-langit kamar, saya beranjak dari tempat tidur dan duduk di sebuah kursi. Tak ada tempat lagi bagi saya untuk berdiam di dalam kamar selain kursi ini dan tempat tidur. Duduk dan kemudian sedikit melamun, mengingat hari di 2 minggu lalu. Saat saat sebelum saya pergi untuk menimba ilmu.
Masih ingat, pagi itu Shaki harus dibangunkan saat mau dimandikan karena ia tertidur sangat pulas setelah subuh hari saya gendong dan saya beri asi menggunakan dot. Hari itu saya pilihkan baju baru yang akan ia kenakan setelah mandi. Saya ingin melihatnya cantik menggunakan rok berwarna pink di hari keberangkatan saya ke Taiwan. 
Shaki pakai baju baru dari ateu Sherryn :*
Jam terus berputar, seharian itu saya tak ingin jauh dari nya, setiap ia menangis, harus sayalah yang menggendongnya. Bahkan kami sempat tidur siang bersama. Suara adzan ashar hari itu seperi sirine yang menandakan bahwa kami akan segera terpisahkan oleh jarak, karena setelah ashar saya harus bergegas berangkat menuju bandara internasional Soekarno Hatta di Cengkareng, Tanggerang. Di menit-menit terakhir sebelum kepergian saya, Shaki belum terbangun dari tidurnya. Mamah kemudian menggendongnya untuk mengantar saya hingga ke depan jalan di mana mobil diparkirkan, tapi saya segera meminta mamah agar saya saja yang menggendongnya. Tak lama mamah segera memeluk saya dan menangis sembari menitipkan beberapa pesan untuk saya. Air matapun tak terbendung kala itu, padahal saya sudah sekuat tenaga menahan untuk tidak menangis dihari itu. Saya tidak ingin menagis karena ini bukan perpisahan. Saya hanya pergi untuk bersekolah dan akan kembali pulang ke rumah. Hari itu saya pun menitipkan pesan pada orang di rumah untuk tidak mengatakn pada Shaki bahwa bundanya pergi meninggalkannya, melainkan untuk sealu mengatakan bahwa bunda sedang bersekolah dan akan pulang. Karena bagi saya kata meninggalkan berarti pergi dan tidak kembali,.
Sampai detik-detik terakhir bunda mau pergi, Shaki masih tidur,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar