Minggu, 05 Maret 2017

#NHW6_BELAJAR MENJADI MANAGER KELUARGA HANDAL

Assalamualaikum bu-ibu dan calon ibu profesional.

Ketemu lagi nih di dunia bunda nya Kia.
Minggu ini ceritanya jadi korming (koordinator mingguan) dadakan. Nah, materi minggu ini adalah “Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal”. Dibaca dari judulnya saja sudah sangat jelas kalau ibu/istri adalah manajer keluarga, kalau pak suami sudah pasti jadi pemimpin/kepala rumah tangga. Bu-ibu.. apa sih yang terfikirkan saat mendengar/membaca kata manager? Saya sendiri katika mendengar/membaca kata manager langsung terpikirkan kata “pengelola/ orang yang mengelola”, jadi kalau manager keluarga adalah orang yang mengelola seluruh kegiatan, kebutuhan kelurarga.


Nah, dari materi ke-6 ini saya sudah rangkum beberapa point yang menurut saya penting.

1.    Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *ibu bekerja* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
2.    Apapun ranah bekerja yang dipilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu ibu harus “SELESAI” dengan management rumah tangga.
3.    Semua ibu akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu dipraktekkan yaitu :
a. PUT FIRST THINGS FIRST. Meletakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami maka buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini.
b.ONE BITE AT A TIME. Melakukan pekerjaan setahap demi setahap, dilakukan sekarang, pantang menunda dan menumpuk pekerjaan.
c. DELEGATING. Mendelegasikan tugas yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita. Ingat ibu adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda.

4.    Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

5.    Beberapa hal yang bisa diakukan ketika ingin meningkatkan kualitas diri agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain: meningkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan untuk menjadi managjer keuangan keluarga an tiak sekedar menjadi kasir keluarga, mencari ilmu tentang manajer gizi keluarga agar tidak sekedar menjadi tukang masak.  Meningkatkan ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran menjadi “manajer pendidikan anak”.

6.    Jangan terbelenggu dengan rutinitas (confortzone) di ranah publik maupun di ranah domestik , sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.

7.    Meskipun sudah menjalankan peran sebagai ibu selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan jika selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun. Hanya ada satu kata  *BERUBAH atau KALAH*.

Sumber: Tim Matrikulasi IIP, materi minggu ke-6.

Bagaimana bu-ibu, sudah semakin terbuka pandangannya? Saya sih mengakui belum menjadi manager keluarga haldal saat ini. Semoga setelah mengikuti program-program Intitut Ibu Profesional bisa menjadi jalan perubahan ke arah yang lebih baik. Aamiin,.
Sekarang ijinkan saya menjawab pertanyaan #NHW6.

Bismillah,.

Sebelum saya menjawab pertanyaan, ijinkan saya menjelaskan keadaan dan pekerjaan saya saat ini ya. Saya Ibu anak satu (2tahun 7 bulan) yang bekerja sebagai dosen (yang jam kerjanya berubah-rubah sesuai jadwal mengajar. Seperti semester ini saya mendapatkan jadwal mengajar dari Senin-Kamis, dari pukul 13.00-14.40 jadi jika semua pekerjaan mingguan selesai bisanya di hari Jum’at saya ada di rumah, begitupun jika tidak ada kegiatan lain diluar mengajar maka saya akan pergi bekerja sesuai jam mengajar saja. Beda halnya jika ada urusa diluar mengajar seperti rapat, mebimbing mahasiswa, pengabdian masyarakat dan penelitian yang bisa menyita 8jam/hari dari waktu yang saya miliki. Saya dan suami saat ini adalah LDM couple, saya tinggal dan bekerja di Bandung sementara suami bekerja di Cilegon.

A.    Jika ditanya tiga aktivitas yang paling penting bagi saya, yang pertama adalah ibadah, disusul dengan menjalankan peran sebagai manager keluarga dan belajar-mengajar dengan kewajiban tridarna (mengajar, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat) di dalamnya. Bertolak belakang dengan aktivitas yang paling penting, ada tiga aktivitas yang paling tidak penting adalah lose time only for medsoc activities (FB, IG, Path, dll) walaupun sebagian aktivitas medsoc adalah bagian dari usaha online saya. Aktivitas tidak penting lainnya adalah  menonton tv dan menonton drama seri korea (yang jaman gadisnya hobi nonton drakor tau lah gimana sakau nya kalau ada drama baru dengan rate tinggi dan recomended terus kita gak tau, pasti bawaannya baper pengen nonton kadang bisa sampe semaleman ngebut sampe beres). Duh, maafkan ibu mu ini nak,. Masih belum bisa meninggalkan sepenuhnya yang satu ini (tapi sekarang gak kaya jaman kuliah dulu, secara gak ada waktu).

B.    Dari ke tiga aktivitas penting, belajar-mengajar menjadi aktivitas yang paling menguras waktu. Hehe,. Nampaknya ada yang salah ya? Tapi tenang, untuk mengatasi itu saya mencoba untuk tidak membawa pulang tugas/pekerjaan di luar ke dalam rumah dan meluangkan waktu libur hanya untuk melakukan pekerjaan sebagai manager keluarga. Memang sih, jadi lebih lambat menyelesaikan pekerjaan di luar, tapi kembali lagi “urusan rumah tangga adalah prioritas utama”.

C.   So, untuk meningkatkan kualitas sebagai manager keluarga, satu tahun ini saya dedikasikan untuk memperbanyak ilmu/belajar mengenai parenting, pendidikan anak, memulai usaha rumahan, dll dengan membeli buku, mengikuti seminar, bergabung dengan komunitas, dll. Karena tahun depan akan saya dedikasikan untuk meningkatkan kualitas sebagai dosen (menyiapkan melanjutkan pendidikan S3, memperbanyak penelitian dan menulis jurnal ilmiah serta seminar internasioanal).

D.   Berikut jadwal harian saya, namun terkadang bisa berubah karena kondisi.
03.30 – 04.30 : tahajud, tilawah sambil menunggu adzan subuh (sambil mantau medsoc, ehehe ketaua kan)
04.30 – 05.30  : halat subuh, menambah hafalan.
05.30 – 06.30  : memasak (kalau tidak ada jadwal mengajar jam 7 pagi)
06.30 – 08.30  : nyuapin anak makan pagi, memandikan anak.
08.30 – 10.00  : main sama anak (diselipi solat dhuha) dan beres-beres rumah.
10.00 – 11.00  : mandi, menyiapkan bekal makan untuk dibawa ke tempat kerja.
11.00 – 11.30  : perjalanan ke tempat kerja
11.30 – 17.00  : mengajar/bekerja (seminggu sekali yoga dari jam 15.00-17.00 kalau pas ada waktu kosong  atau ketika selesai mengajar lebih cepat). Makan siang solat dzuhur dan ashar di temapat kerja.
17.00 – 17.30  : perjalanan pulang
17.30 – 18.00  : menemani anak bermain/belajar.
18.00 – 19.30  : solat magrib, membaca al-qu’ran (mengajak anak) sampai solat isya.
19.30 – 20.30  : membuat cemilan dan lanjut makan malam
20.30 – 21.00  : mendongen untuk anak (ngelonin anak)
21.00 – 22.00  : videocall/telfonan/chating sama bapaknya anak. (couple time)
22.00 –            : tidur

Ini adalah jadwal harian saya jika bekerja, beda hal nya jika sedang (libur) di rumah 24 jam. Biasanya saya akan memperbanyak waktu menemani anak bermain, memasak/membuat camilan, mengerjakan urusan bisnis, mengajak anak beraktivitas di luar rumah.
Semoga bisa istikomah,.
Kia 2nd Birthday Party.

SEMANGAT ibu-ibu dan calon ibu profesioanal!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar