Assalamualaikum
bu-ibu dan calon ibu profesional.
Ketemu
lagi nih di dunia bunda nya Kia.
Minggu
ini ceritanya jadi korming (koordinator mingguan) dadakan. Nah, materi minggu
ini adalah “Belajar Menjadi Manager Keluarga Handal”. Dibaca dari judulnya saja
sudah sangat jelas kalau ibu/istri adalah manajer keluarga, kalau pak suami
sudah pasti jadi pemimpin/kepala rumah tangga. Bu-ibu.. apa sih yang
terfikirkan saat mendengar/membaca kata manager? Saya sendiri katika
mendengar/membaca kata manager langsung terpikirkan kata “pengelola/ orang yang
mengelola”, jadi kalau manager keluarga adalah orang yang mengelola seluruh
kegiatan, kebutuhan kelurarga.
Nah,
dari materi ke-6 ini saya sudah rangkum beberapa point yang menurut saya
penting.
1.
Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar
untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan
untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas,
sejatinya semua ibu adalah *ibu bekerja* yang wajib professional menjalankan
aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.
2.
Apapun ranah bekerja yang dipilih, memerlukan satu syarat
yang sama, yaitu ibu harus “SELESAI” dengan management rumah tangga.
3.
Semua ibu akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di
rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu dipraktekkan
yaitu :
a. PUT FIRST
THINGS FIRST. Meletakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat
kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami maka buatlah perencanaan
sesuai skala prioritas anda hari ini.
b.ONE BITE AT A
TIME. Melakukan pekerjaan setahap demi setahap, dilakukan sekarang, pantang
menunda dan menumpuk pekerjaan.
c. DELEGATING. Mendelegasikan
tugas yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke
asisten rumah tangga kita. Ingat ibu adalah manager, bukan menyerahkan begitu
saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan
biarkan orang lain patuh pada aturan anda.
4.
Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas
seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan
ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain
adalah pilihan paling akhir.
5.
Beberapa hal yang bisa diakukan ketika ingin meningkatkan
kualitas diri agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain: meningkatkan
ilmu di bidang perencanaan keuangan untuk menjadi managjer keuangan keluarga an
tiak sekedar menjadi kasir keluarga, mencari ilmu tentang manajer gizi keluarga
agar tidak sekedar menjadi tukang masak. Meningkatkan ilmu tentang pendidikan anak,
sehingga meningkatkan peran menjadi “manajer pendidikan anak”.
6.
Jangan terbelenggu dengan rutinitas (confortzone) di
ranah publik maupun di ranah domestik , sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan
kompetensi kita dari tahun ke tahun.
7.
Meskipun sudah menjalankan peran sebagai ibu selama
10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan jika selalu mengulang hal-hal yang
sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun. Hanya ada satu kata *BERUBAH atau KALAH*.
Sumber: Tim
Matrikulasi IIP, materi minggu ke-6.
Bagaimana bu-ibu,
sudah semakin terbuka pandangannya? Saya sih mengakui belum menjadi manager
keluarga haldal saat ini. Semoga setelah mengikuti program-program Intitut Ibu
Profesional bisa menjadi jalan perubahan ke arah yang lebih baik. Aamiin,.
Sekarang ijinkan
saya menjawab pertanyaan #NHW6.
Bismillah,.
Sebelum saya
menjawab pertanyaan, ijinkan saya menjelaskan keadaan dan pekerjaan saya saat
ini ya. Saya Ibu anak satu (2tahun 7 bulan) yang bekerja sebagai dosen (yang jam kerjanya
berubah-rubah sesuai jadwal mengajar. Seperti semester ini saya mendapatkan
jadwal mengajar dari Senin-Kamis, dari pukul 13.00-14.40 jadi jika semua
pekerjaan mingguan selesai bisanya di hari Jum’at saya ada di rumah, begitupun
jika tidak ada kegiatan lain diluar mengajar maka saya akan pergi bekerja
sesuai jam mengajar saja. Beda halnya jika ada urusa diluar mengajar seperti
rapat, mebimbing mahasiswa, pengabdian masyarakat dan penelitian yang bisa
menyita 8jam/hari dari waktu yang saya miliki. Saya dan suami saat ini adalah
LDM couple, saya tinggal dan bekerja di Bandung sementara suami bekerja di
Cilegon.
A.
Jika ditanya tiga aktivitas yang paling penting bagi
saya, yang pertama adalah ibadah, disusul dengan menjalankan peran sebagai
manager keluarga dan belajar-mengajar dengan kewajiban tridarna (mengajar,
meneliti dan mengabdi kepada masyarakat) di dalamnya. Bertolak belakang dengan
aktivitas yang paling penting, ada tiga aktivitas yang paling tidak penting adalah
lose time only for medsoc activities (FB, IG, Path, dll) walaupun sebagian
aktivitas medsoc adalah bagian dari usaha online saya. Aktivitas tidak penting
lainnya adalah menonton tv dan menonton
drama seri korea (yang jaman gadisnya hobi nonton drakor tau lah gimana sakau
nya kalau ada drama baru dengan rate tinggi dan recomended terus kita gak tau,
pasti bawaannya baper pengen nonton kadang bisa sampe semaleman ngebut sampe
beres). Duh, maafkan ibu mu ini nak,. Masih belum bisa meninggalkan sepenuhnya
yang satu ini (tapi sekarang gak kaya jaman kuliah dulu, secara gak ada waktu).
B.
Dari ke tiga aktivitas penting, belajar-mengajar menjadi
aktivitas yang paling menguras waktu. Hehe,. Nampaknya ada yang salah ya? Tapi
tenang, untuk mengatasi itu saya mencoba untuk tidak membawa pulang
tugas/pekerjaan di luar ke dalam rumah dan meluangkan waktu libur hanya untuk
melakukan pekerjaan sebagai manager keluarga. Memang sih, jadi lebih lambat
menyelesaikan pekerjaan di luar, tapi kembali lagi “urusan rumah tangga adalah
prioritas utama”.
C.
So, untuk meningkatkan kualitas sebagai manager keluarga,
satu tahun ini saya dedikasikan untuk memperbanyak ilmu/belajar mengenai
parenting, pendidikan anak, memulai usaha rumahan, dll dengan membeli buku,
mengikuti seminar, bergabung dengan komunitas, dll. Karena tahun depan akan
saya dedikasikan untuk meningkatkan kualitas sebagai dosen (menyiapkan melanjutkan
pendidikan S3, memperbanyak penelitian dan menulis jurnal ilmiah serta seminar
internasioanal).
D.
Berikut jadwal harian saya, namun terkadang bisa berubah
karena kondisi.
03.30 – 04.30 : tahajud, tilawah sambil menunggu adzan subuh
(sambil mantau medsoc, ehehe ketaua kan)
04.30 – 05.30 : halat subuh, menambah hafalan.
05.30 – 06.30 : memasak (kalau tidak ada jadwal mengajar jam
7 pagi)
06.30 – 08.30 : nyuapin anak makan pagi, memandikan anak.
08.30 – 10.00 : main sama anak (diselipi solat dhuha) dan
beres-beres rumah.
10.00 – 11.00 : mandi, menyiapkan bekal makan untuk dibawa
ke tempat kerja.
11.00 – 11.30 : perjalanan ke tempat kerja
11.30 – 17.00 : mengajar/bekerja (seminggu sekali yoga dari
jam 15.00-17.00 kalau pas ada waktu kosong atau ketika selesai mengajar lebih cepat).
Makan siang solat dzuhur dan ashar di temapat kerja.
17.00 – 17.30 : perjalanan pulang
17.30 – 18.00 : menemani anak bermain/belajar.
18.00 – 19.30 : solat magrib, membaca al-qu’ran (mengajak
anak) sampai solat isya.
19.30 – 20.30 : membuat cemilan dan lanjut makan malam
20.30 – 21.00 : mendongen untuk anak (ngelonin anak)
21.00 – 22.00 : videocall/telfonan/chating sama bapaknya
anak. (couple time)
22.00 – : tidur
Ini adalah jadwal
harian saya jika bekerja, beda hal nya jika sedang (libur) di rumah 24 jam. Biasanya
saya akan memperbanyak waktu menemani anak bermain, memasak/membuat camilan,
mengerjakan urusan bisnis, mengajak anak beraktivitas di luar rumah.
Semoga bisa
istikomah,.
Kia 2nd Birthday Party. |
SEMANGAT ibu-ibu
dan calon ibu profesioanal!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar