Kamis, 13 Desember 2012

A letter for my Mom


Mom, ini adalah surat pertama anak mu. Maaf karena anak mu tak sanggup untuk mengatakannya secara langsung. Tak banyak yang ingin anak mu sampaikan selama hidupnya, hanya permohonaan maaf dan ucapan terimakasih yang ingin anak mu katakan setiap harinya.
Mom, anak mu benar-benar berterimakasih atas segalanya. Terimakasih karena kau telah sabar mengandung ku selama 9 bulan. Terimakasih atas waktu hidup mu selama 22 tahun membesarkan ku, mengajarkan aku cara berbicara, berjalan, berlari, dan segala dasar kehidupan ku sebagai seorang manusia. Terimakasih atas waktu tidur yang kau korbankan untuk menjaga ku saat aku terbaring sakit. Terimakasih atas do’a yang selalu kau panjatkan dalam solat mu untuk kesuksesan anak mu ini. Terimakasih telah menjadi semangat hidup anak mu. Terimakasih atas air mata dan keringat yang telah kau keluarkan untuk mendidik dan menyekolahkan anak mu. Terimaksih karena kau tak pernah mengeluh untuk bangun pagi buta demi mencari uang jajan untuk anak mu. Terimakasih karena kau telah membuang rasa ego mu untuk membeli baju, mengenakan perhiasan mewah dan mengalah agar anak mu ini mendapatkan pendidikan terbaik. Terimakasih karena sampai saat ini kau masih setia menemani anak mu dikala banyak ibu menelantarkan anaknya.
Malu dan benar-benar malu karena begitu banyak yang telah kau beri untuk ku dan aku belum mampu membalasnya. Saat aku mampu membalas semuanya itu pun tidak akan pernah bisa sebanding dengan apa yang telah kau beri. Maaf dan terimakasih.
Mom, maafkan lah anak mu ini. Anak yang belum cukup membahagiakan mu selama kehidupannya. Maaf karena belum berbakti sepenuhnya. Maaf karena masih sering mengabaikan nasihat mu. Maaf karena masih terucap kata “ah” saat kau meminta bantuan. Maaf karena anak mu pernah berbohong pada mu. Maaf karena anak mu pernah membuat mu menangis. Maaf atas semua kenakalan anak mu. Maaf karena belum mampu membanggakan mu. Maaf karena anak mu belum mampu memberikan yang terbaik atas kerja kerasnya selama kuliah. Maaf karena belum mampu memberikan sebuah rumah yang nyaman untuk mu. Maaf karena belum mampu mencukupi semua kebutuhan mu. Maaf karena anak mu begitu malu untuk memeluk mu setiap hari. Maaf karena ank mu masih gengsi mengatakan “aku sayang pada mu”.
 “Mom, I love you so much. You are my everything.”
Mom, kini anak mu telah berajak dewasa menjadi seorang wanita yang lambat atau cepat akan dipinang oleh seorang lelaki terbaik. Anak mu hanya memohon do’a agar kelak lelaki itu adalah lelaki yang bertanggung jawab dan menyayangi mu seperti dia menyayangi ku. Anak mu sadar kau masih takut menyerahkan anak mu pada seorang lelaki yang tak kau kenali. Tapi percayalah, pilihan anak mu adalah yang terbaik baginya. Anak mu yakin kau takut kehilangan anak mu yang telah kau besarkan. Tapi percayalah anak mu tak akan pernah benar-benar pergi meninggalkan mu. Anak mu tahu benar masih banyak janji yang belum bisa dipenuhi tapi anak mu berjanji jika kelak anak mu telah berumah tangga anak mu teteap akan memenuhi semua janji pada mu. Do’akan akan mu agar mampu memberikan mu sebuah rumah yang layak dan nyaman. Do’akan anak mu agar kelak kita mampu menginjakkan kaki di tanah suci.
Mom, jika kelak seorang lelaki datang kepada mu untuk meminang anak mu tak usah kau fikirkan bagaimana kita akan menikah, dari mana biaya untuk menikah. Cukuplah restu dan do’a mu. Do’a agar anak mu dilimpahkan rezeki untuk melaksanakan pernikahan. Do’a agar apa yang perlu dipersiapkan dapat dilaksanakan dengan mudah. Tidurlah dengan nyenyak dan istirahatlah dengan cukup karena apa yang kau lakukan sehari-hari telah cukup menguras tenaga dan fikiran mu. Sungguh anak mu tak ingin memberatkan mu, tak ingin menyusahkan mu.


Cilegon, 2012
Anggi Regiana Agustin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar