Hi guys, how are u? do you have a breakfast?
Rasa syukur saya panjatkan pada Sang Pemilik atas umur yang masih diberi, atas oksisgen yang bebas saya hirup, atas kicau burung yang masih bisa saya dengar, dan banyak lagi yang tak dapat saya tulis satu persatu. betapa beruntungnya saya dijinkan olehNya untuk mengenal seorang inspirator dan motivator hebat lewat dunia maya twitter. Kini tulisan beliau menjadi sarapan pagi tambahan buat saya (say: terimakasih pak :) ). tak pernah terfikirkan sebelumnya akan menshare tulisan beliau melalui blog saya. Namun, tulisannya kali ini membuat saya haru, membuat saya harus membaginya, terutama untuk para lelaki diluar sana. :)
Istri Adalah Manajer dan Partner by Jamil Azzaini
Wanita
dinikahi bukan untuk melakukan aktivitas memasak dan mencuci. Apabila ia bisa
memasak dengan rasa yang lezat itu adalah bonus, bukan kewajiban. Istri adalah
manajer di dalam rumah. Namanya manajer seyognyanya punya staf alias anak buah
maka tugas suamilah menyediakan pembantu untuk istrinya.
Seorang
istri harus memastikan bahwa keadaan dan suasana rumah nyaman bagi penghuninya.
Ia akan mengusahakan dengan sekuat tenaga agar anggota keluarga betah dan
kerasan tinggal di dalam rumah. Sebagai manajer, ia yang bertanggungjawab atas
kerapian, ketertiban, kebersihan dan kenyamanan rumah.
Oleh
karena itu, seorang istri tidak boleh terlalu lelah melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis seperti mencuci, ngepel, memasak dan
sejenisnya. Sebab, tugas lain selain sebagai manajer juga memerlukan energi
yang besar. Apa itu? Istri juga sebagai partner bagi suami. Ia adalah teman
diskusi yang cerdas dan menyenangkan bagi suami.
Tugas
istri begitu berat, sungguh tidak pantas seorang suami merendahkannya. Apabila
ternyata istri Anda belum sanggup berperan sebagai manajer dan partner, maka
tugas suamilah menyiapkan dan mendidiknya. Tanpa manajer dan partner yang
hebat, pertumbuhan kesuksesan dan kemuliaan hidup Anda bisa terhambat dan
tersendat.
Sebagai
manajer dan partner, maka perlakukanlah istri secara terhormat. Dia bukan staf
atau karyawan Anda. Dia juga bukanlah pembantu Anda. Bila Anda belum punya
pembantu atau mungkin pembantu tidak masuk kerja, ringankanlah dan bantulah
istri Anda.
Perlakuan
kita terhadap istri akan sangat mempengaruhi perlakuan istri kepada anak-anak
di rumah. Apabila kita memperlakukan istri secara terhormat maka akan
berpeluang besar menghasilkan anak-anak yang percaya diri, memiliki jiwa
kepemimpinan dan kemandirian. Dalam jangka panjang, anak-anak akan tumbuh
ke arah hidup yang lebih bermartabat dengan karakter yang kuat.
Sudahkan
kita memperlakukan istri sebagai manajer dan partner?
Salam
SuksesMulia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar