Rabu, 07 Juni 2017

#Day7_Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

Assalamualaikum bu-ibu dan calon ibu profesioanal,.

Ternyata perpisahan bisa dilewati dengan menyenangkan, kok bisa? Gak tau deh, cuma hari ini saya ngerasa bahagia aja ketika saya mau pergi kerja.
Semua berawal tadi pagi ketika Kia menangis minta main ke luar rumah saat saya sudah siap pergi bekerja dan hanya ada mamah (Ibu saya) di rumah.

Me: “Nak, bunda kan mau pergi kerja. Kalau main di luar gak ada temannya”.
Di TV ada acara kartun anak Marsha and The Bear,.
Me:”Kia lihat ada Marsha sama beruang”.
Awalnya Kia ogah-ogahan gak mau nonton dan tetap ingin main ke luar. Saya lantar menawarkan sesuatu yang lebih menarik.
Me: “Waaaah Marha nya jadi polisi tangkap si serigala” (dengan ekspreksi yang agak lebay) sehingga Kia mulai masuk dan menonton.
Kia: “Bunda, beruangnya mana?”.
Me: “Mana ya? Kita cari yuk”.
Kia: “itu ada bunda” Kia mulai lupa dengan keinginannya main ke luar.
Me: “nontonnya sambil bobo yuk di kasur” saya mengajak Kia tidur siang karena sudah mau waktu dzuhur dan Kia pun menurut.
Di atas kasur sambil menonton.
Me: “Kia, bunda mau pergi kerja ya”.
Kia: “emmm” ekspreksi protes.
Me: “kan kalau bunda gak kerja, nanti siapa yang ajarin anti sama om belajar”.
Kia: “ ke kampus bunda?”
Me: “Ia, ke Polban. Boleh?”
Kia: “iyah”
Me: “Kia mau titip apa?”
Kia: “cup cake”
Me: “Di polban gak ada yang jual. Bunda beli kalau ada ya”. “Kia di rumah harus solehah ya, makan yang banyak, bobo siang, nanti bunda pulang sore.”
Kia: “iyah”.
Me: “Bunda pergi sekarang ya”
Saya pun keluar pintu rumah disusul Kia yang mengikuti di belakang yang kemudian memberikan salam (sun tangan).
Me: “Assalamualaikum..”
Kia menjawab “Assalamualaikum. Hati=hati bunda, dadah”
Saya berjalan, beberapa langkah saya menyadari kunci mobil tertinggal”
Kia: “kenapa bunda balik lagi?”
Me: “Kunci mobil ketinggalan nak” sambil mengambil kunci.
Me: “Bunda pergi ya”
Kia: “dadah bunda” dengan senyum Ia mengantar kan saya ke depan pintu.
Kia:”bunda dadah”, terus berulang Kia berteriak sambil melihat ke arah saya yang mulai menghilang dari pandangannya.

Rasa bahagia itu mengalir begitu saja, saya bawa bersama rasa tenang ke tempat bekerja. Ternyata perpisahan/momen pergi meningglakan anak di rumah bisa dibuat membahagiakan bagi si kecil dan juga kita.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar