Sabtu, 10 Juni 2017

#Day8_Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

Assalamualaikum bu-ibu dan calon ibu profesional,.

Sebelum posting afwan nih 4 hari gak setoran, bukan karena gak nulis tapi gak sempet posting.💏✌

08 Juni 2017. Hari ini sudah masuk tantangan ke 8, saya menghabiskan banyak waktu di ranag publik karena ada deadline pekerjaan yang harus saya selesaikan dan juga beruntun meeting ke meeting yang harus saya hadiri sampai harus berbuka puasa di luar. Merasakan “rasa bersalah” ketika lebih banyak waktu di ranah publik masih/mungkin tidak akan pernah hilang dari dalam diri saya meskipun dengan penuh kesadaran saya tahu bahwa melakukan pekerjaan sebagai dosen adalah taggung jawab yang harus saya emban dengan segala resikonya yang sudah saya ambil dan jalani beberapa tahun ini.
Lantai bagaimana dengan pekerjaan domestik saya?

Untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan anak saya berusaha untuk selalu menciptkan quality time karena quantity yang tidak selalu saya miliki. Begitupula dengan hubungan antara saya dan suami. Sejak menikah sampai dengan sekarang, jarak menjadi warna dalam hubugan sehinggan waktu bersama harus menjadi berkualitas. Beruntungnya kami, membina hubungan jarak jauh ketika teknologi mampu mendekatkan yang jauh. Tatap muka via video call menjadi rutinitan harian layaknya minum obat. Bukan tanpa maksud tapi itu lah cara kami agar rindu tak membucah, agar rasa terjaga, agar percaya teruji. Namun, seringkali komunikasi via telfon yang sering kali tidak jelas (clear) dan kami yang tidak melakukan proses clarify menjadikan kerikil kecil dalam hari-hari.


Seperti apa yang terjadi hari ini ketika saya tidak cukup jelas memberkan informasi mengenai apa yang saya lakukan seharian ini. Saya tidak memberitahukan bahwa saya sedang repot dalam rangka mempersiapkan proposal pengabdian masyarakat yang membuat saya harus pergi ke pemerintah Kota Cimahi, saya tidak menjelaskan jika saya memiliki jadwal meeting sore. Jadi ketika suami bertanya vis sms “sudah di rumah belum?” padahal saya masih sibuk meeting, saya merasa jika suami tidak teliti terhadap apa yang telah saya sampaikan sejak pagi, padahal saya hanya mengatakan “sepertinya hari ini akan pulang sore”. Saya tidak menejelaskan rincinya apa-apa yang akan saya lakukan hari ini, suami pun tidak bertanya hal lainnya. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak berpanjag berkomunikasi di situasi seperti itu hingga waktu malam di rumah ketika semua pekerjaan hari ini telah saya selesaikan barulah saya mengajak suami untuk sharing apa-apa yang telah saya lakukan seharian ini. Hasilnya? Diables dengan pertanyaan “sayang mau dibeliin netbook yang mana?” aaahhh kesemsem deh kan,. :p

Lain cerita dengan #10haritantangan bersama dengan Kia, saya mulai terbiasa berkomunikasi dengan suara yang pelan dan intonasi yang ramah walau sesekali tidak sengaja berteriak yang disusul dengan perasaan menyesal dan langusng meminta maaf pada anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar