Kamis, 01 Juni 2017

Day1_Tantangan 10 hari Komunikasi Produktif

Assalamualaikum bu-ibu profesional,.

Alhamdulillah, awal Mei lalu saya telah lulus dan di wisuda di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Nah, tahun ini saya langsung join kelas Bunda Sayang atau akrab dipanggil Bunsay #kuliahbunsayiip. Sempat bimbang  diawal untuk cuti atau lanjut kelas karena khawatir keteteran membagi tugas domestik (seputar rumah), tugas luar (pekerjaan), dan tambahan kesibukan lain. Akhirnya saya coba tanya suami sekaligus minta izin and here, I am in the class dan ini adalah tangtangan 10 hari pertama saya.

Jadi materi pertama di kelas bunsay adalah KOMUNIKASI PRODUKTIF yang berisi bagaimana kita berkomunikasi secara produktif terhadap diri sendiri, pasangan dan anak. Saya review intinya ya,.
Pertama, yang tantangan terbersar dari komunikasi produktif terhadap diri sendiri adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Berupaya untuk memilih kata positif/mengganti kata negatif dengan kata positif adalah salah satu cara berkominikasi yang produktif terhadap diri sendiri.

Ke dua, hal yang harus diterima dalam berkomunikasi dengan pasangan adalah bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda, maka kenali cara pasangan mu berkomunikasi adalah salah satu upaya untuk dapat berkomunikasi produktif. Adapun yang beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi dengan  pasangan adalah; 1. Kaidah 2C (lear and clarify), 2. Choose the righ time, 3.  Kaidah 7-38-55 (7%kata-kata;33% suara/intonasi;55% bahasa tubuh), 4. Intensity of eye contact, 5. Kaidah I’am responsible for my communication.

Ke tiga, ada 10 cara berkomunikasi produktif dengan anak yaitu: 1. Mengendalikan emosi, 2. KISS (keep information short and simple), 3. Intonasi suara yang ramah, 4. Mengatakan yang diinginkan, 5. Fokus pada masa depan, 6. Jelas memberikan pujian/kritikan, 7. Refleksi pengalaman, 8. Observasi, 9. Menunjukkan empati. 10. Memberikan pilihan.


Naahh, di tantangan 10 hari pertama ini, saya akan belajar memperbaiki cara berkomunikasi dengan pasangan dan anak. Hasil diskusi dan kesepakatan bersama dengan pak suami, saya akan mengaplikasikan kaidah 2C (Clear and Clarify) untuk 10 hari ke depan. Berhubung saya sering ngomel karena pak suami gak nangkep apa yang saya omongin (misscom bahasa gaulnya mah) atau kalau dimintaion tolong keseringan hasilnya diluar ekspektasi padahal menurutnya udah dilakuin as my request. Let’s see apa hasilnya setelah kita sama-sama praktekin kaidah 2C.

Untuk berkomunikasi dengan anak (Kia, 2 tahun 10 Bulan), saya sempat bingung mana yang harus saya coba praktekan. Merasa semua penting dan perlu perbaikan (walaupun beberapa point sudah saya praktekan sejak lama). Setelah semedi semalaman saya akhirnya memilih untuk memperbaiki intonasi suara ketika beromunikasi karena menurut saya untuk dapat mengontrol intonasi suara agar terdengar ramah tidak cukup hanya dengan menurunkan volume suara, tapi ada emosi yang perlu dikontrol. Jadi kalau saya coba praktek ini, maka saya belajar 2 point (semoga berhasil yeee :p )

Dan Bagaimana Hasilnya di hari ke-1 (01 Juni 2017)?

1.     Komunikasi dengan pasangan,
Saya dan suami sama-sama berada di kamar. Saya bilang,
Me: “say, dari materi komunikasi produktif yang aku email, yang mana yang mau diperbaiki duluan?”
Paksu: “semuanya harus diperbaiki”
Me: “iya, tau. Tapi yang mana yang mau diperbaiki duluan. Kita coba satu-satu”
Paksu: bergegas buka leptop “bentar, lupa lagi apa aja”
Me: dalem hati ngegerutu “hadeuuuh”.
Paksu: “gimana sih tugasnya teh apa?” (efek bikin-bikin nice home work masih nempel nih di suami)
Me: “jangan mikirin tugas aku, pilih aja kira-kira mau yang mana” (rada emosi)
Dalam hati saya mikir, wah salah nih kalau kaya gini. Saya harusnya praktekin si kaidah 2C. Akhirnya ambil nafas terus ceritain dari awal tentang games bunsay  tantangan 10 hari dan apa yang akan saya lakukan sebulan ke depan.
Paksu: “ooohh, yang 2C aja gimana?’
Me: dalam hati “Alhamdulillah, nyambung skr ngomongnya”.
Me: “oke, yang 2C aja (Clear dan clarify) kayanya kita suka miskom gara-gara aku gak clear dan sayang gak pernah clarify”.
Nah, jadi dari diskusi dan memutuskan pilih point saja saya sudah mengaplikasikan kaidah 2C. Kalau saya gak sadar dan kekeuh gak mau memberikan informasi yang clear/jelas, hasilnya pasti merasa suami gak paham/gak ngerti/gak peka dengan saya atau sebel karena banyak tanya-tanya padahal hanya masalah pertanyaan memilih dari opsi yang ada.

2.     Komunikasi dengan anak
Kia lg main games baru di HP saya, jelas dia tidak tah u caranya. Maka saya coba untuk menjelasan dengan memberi contoh (saya coba dengan suara yang rendah dan intonasi seramah mungkin), sekali dua kali, Kia langsung paham dan bisa bermain sendiri. Nah pas bagian dia gak bisa lalu kesel dan triak plus ngerengek minta tolong saat saya mengerjakan yang lain rasanya emosi yang dia punya menular ke saya, pengen jawab dengan cara yang sama, teriak. Alahamdulillah lg shaum dan sadar kalau saya sedang “berlatih”, maka saya bantu Kia, saya ulangi lagi menjelaskan caranya. Hasilnya? Tetooot,. HP kehabisan baterei dan matot (mati total) lalu nangis lah si anak,.



#level1
#day1 (ubah menurut hari setoran) 
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar