Assalamualaikum bu-ibu
profesional,.
Alhamdulillah, awal Mei lalu saya
telah lulus dan di wisuda di kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Nah,
tahun ini saya langsung join kelas Bunda Sayang atau akrab dipanggil Bunsay #kuliahbunsayiip. Sempat
bimbang diawal untuk cuti atau lanjut
kelas karena khawatir keteteran membagi tugas domestik (seputar rumah), tugas
luar (pekerjaan), dan tambahan kesibukan lain. Akhirnya saya coba tanya suami
sekaligus minta izin and here, I am in the class dan ini adalah tangtangan 10
hari pertama saya.
Jadi materi pertama di kelas
bunsay adalah KOMUNIKASI PRODUKTIF yang berisi bagaimana kita berkomunikasi
secara produktif terhadap diri sendiri, pasangan dan anak. Saya review intinya
ya,.
Pertama, yang tantangan terbersar
dari komunikasi produktif terhadap diri sendiri adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Berupaya untuk
memilih kata positif/mengganti kata negatif dengan kata positif adalah salah
satu cara berkominikasi yang produktif terhadap diri sendiri.
Ke dua, hal yang harus diterima dalam berkomunikasi dengan pasangan
adalah bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda, maka kenali
cara pasangan mu berkomunikasi adalah salah satu upaya untuk dapat
berkomunikasi produktif. Adapun yang beberapa kaidah yang dapat membantu
meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi dengan pasangan adalah; 1. Kaidah 2C (lear and
clarify), 2. Choose the righ time, 3.
Kaidah 7-38-55 (7%kata-kata;33% suara/intonasi;55% bahasa tubuh), 4. Intensity
of eye contact, 5. Kaidah I’am responsible for my communication.
Ke tiga, ada 10 cara berkomunikasi produktif dengan anak yaitu: 1. Mengendalikan emosi, 2. KISS (keep information short and simple), 3. Intonasi suara yang ramah, 4. Mengatakan yang diinginkan, 5. Fokus pada masa depan, 6. Jelas memberikan pujian/kritikan, 7. Refleksi pengalaman, 8. Observasi, 9. Menunjukkan empati. 10. Memberikan pilihan.
Ke tiga, ada 10 cara berkomunikasi produktif dengan anak yaitu: 1. Mengendalikan emosi, 2. KISS (keep information short and simple), 3. Intonasi suara yang ramah, 4. Mengatakan yang diinginkan, 5. Fokus pada masa depan, 6. Jelas memberikan pujian/kritikan, 7. Refleksi pengalaman, 8. Observasi, 9. Menunjukkan empati. 10. Memberikan pilihan.
Naahh, di
tantangan 10 hari pertama ini, saya akan belajar memperbaiki cara berkomunikasi
dengan pasangan dan anak. Hasil diskusi dan kesepakatan bersama dengan pak
suami, saya akan mengaplikasikan kaidah 2C (Clear and Clarify) untuk 10 hari ke
depan. Berhubung saya sering ngomel karena pak suami gak nangkep apa yang saya
omongin (misscom bahasa gaulnya mah) atau kalau dimintaion tolong keseringan
hasilnya diluar ekspektasi padahal menurutnya udah dilakuin as my request. Let’s
see apa hasilnya setelah kita sama-sama praktekin kaidah 2C.
Untuk berkomunikasi
dengan anak (Kia, 2 tahun 10 Bulan), saya sempat bingung mana yang harus saya
coba praktekan. Merasa semua penting dan perlu perbaikan (walaupun beberapa
point sudah saya praktekan sejak lama). Setelah semedi semalaman saya akhirnya
memilih untuk memperbaiki intonasi suara ketika beromunikasi karena menurut
saya untuk dapat mengontrol intonasi suara agar terdengar ramah tidak cukup
hanya dengan menurunkan volume suara, tapi ada emosi yang perlu dikontrol. Jadi
kalau saya coba praktek ini, maka saya belajar 2 point (semoga berhasil yeee :p
)
Dan Bagaimana
Hasilnya di hari ke-1 (01 Juni 2017)?
1.
Komunikasi dengan pasangan,
Saya dan suami sama-sama berada di kamar. Saya bilang,
Me: “say, dari materi komunikasi produktif yang aku email, yang
mana yang mau diperbaiki duluan?”
Paksu: “semuanya harus diperbaiki”
Me: “iya, tau. Tapi yang mana yang mau diperbaiki duluan. Kita coba
satu-satu”
Paksu: bergegas buka leptop “bentar, lupa lagi apa aja”
Me: dalem hati ngegerutu “hadeuuuh”.
Paksu: “gimana sih tugasnya teh apa?” (efek bikin-bikin nice home
work masih nempel nih di suami)
Me: “jangan mikirin tugas aku, pilih aja kira-kira mau yang mana”
(rada emosi)
Dalam hati saya mikir, wah salah nih kalau kaya gini. Saya harusnya
praktekin si kaidah 2C. Akhirnya ambil nafas terus ceritain dari awal tentang
games bunsay tantangan 10 hari dan apa
yang akan saya lakukan sebulan ke depan.
Paksu: “ooohh, yang 2C aja gimana?’
Me: dalam hati “Alhamdulillah, nyambung skr ngomongnya”.
Me: “oke, yang 2C aja (Clear dan clarify) kayanya kita suka miskom
gara-gara aku gak clear dan sayang gak pernah clarify”.
Nah, jadi dari diskusi dan memutuskan pilih point saja saya sudah
mengaplikasikan kaidah 2C. Kalau saya gak sadar dan kekeuh gak mau memberikan
informasi yang clear/jelas, hasilnya pasti merasa suami gak paham/gak
ngerti/gak peka dengan saya atau sebel karena banyak tanya-tanya padahal hanya
masalah pertanyaan memilih dari opsi yang ada.
2.
Komunikasi dengan anak
Kia lg main games baru di HP saya, jelas dia tidak tah u caranya. Maka
saya coba untuk menjelasan dengan memberi contoh (saya coba dengan suara yang
rendah dan intonasi seramah mungkin), sekali dua kali, Kia langsung paham dan
bisa bermain sendiri. Nah pas bagian dia gak bisa lalu kesel dan triak plus
ngerengek minta tolong saat saya mengerjakan yang lain rasanya emosi yang dia
punya menular ke saya, pengen jawab dengan cara yang sama, teriak. Alahamdulillah
lg shaum dan sadar kalau saya sedang “berlatih”, maka saya bantu Kia, saya
ulangi lagi menjelaskan caranya. Hasilnya? Tetooot,. HP kehabisan baterei dan
matot (mati total) lalu nangis lah si anak,.
#level1
#day1 (ubah menurut hari setoran)
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar