Seperti apakah Anggi dimasa kecil?
Hidup
di lingkungan keluarga yang menyukai seni sunda walaupun tidak ada darah seni sama
sekali, dimasa kecil saya sempat mempelajari kesenian sunda khususnya tari
tradisional selama 5 tahun. Tampil di berbagai pementasan sempat saya alami
sedari saya masi duduk di bangku sekolah dasar. Entah turunan dari mana, saya
mempunyai hobi menyanyi. Sedari kecil saya senang menyanyi dan menari di atas
tempat tidur. Mungkin itu yang membuat saya tertarik dengan dunia tarik suara
saat saya duduk di bangku menengah pertama. Modal pas-pasan dan keberuntungan,
saya dipertemukan dengan seorang guru musik sekaligus pencari bakat.
Alhasil saya pun mendapat tawaran rekaman di
album kompilasi sebagai backing vocal sebuah grup band indi yang dulu cukup
terkenal di Bandung dan seputar Institut Kesenian Jakarta. Bahkan saya
lounching album di Taman Ismail Marjuki (TIM) sepanggung dengan grup vocal RSD
(rida Sita Dewi), Alm WS. Rendra dan seniman lainnya. Saya masih ingat honor
pertama saya rekaman adalah 250rb (tahun 2004) berhubung masi SMP saya senang
saja, dan itulah uang pertama keringat saya. Setelah Manggung saya dapat honor
500rb, lumayan untuk skala anak SMP bisa buat beli baju dan selama manggung
atau tour saya mendapatkan fasilitas menginap di hotel,dll. Sejak saat ini lah
saya menggantungkan harapan pada dunia entertain. Saya yang dulu belum
berjilbab, merencanakan akan menyelami dunia modeling, singing, broadcasting,
pokoknya seraba entertain. Apakah semuanya sesuai dengan harapan saya? TIDAK.
Mom tidak mengijinkan saya, walaupun beberapa tawaran casting film, model
sampul, pernah datang pada saya. Mom hanya ingin saya sekolah dengan serius.
Tak ingin menjadi anak durhaka, saya
mengikuti keinginan orang tua. Melanjutkan sekolah ke sekolah kejuruan bidang
analisis kimia. Apakah mimpi saya itu pupus begitu saja? TIDAK. Saya simpan
mimpi itu dalam diam, berharap setelah saya menyelesaikan sekolah saya akan
kembali mengejar mimpi saya menjadi seorang entertain. Apakah mimpi itu
bertahan? TIDAK, ketika saya sadar seperti apa dunia gemerlap entertain yang
memamerkan kecantikan, bentuk tubuh, warna kulit, gaya hidup, dll. Saya terpikir
dengan suami saya kelak, kasihan kalau saya bekerja di dunia entertain. Maka
saya pupus dan saya kubur semua mimpi itu. Dan disinilah saya membuat mimpi
baru, yang lebih Wow.
Saya ingin menjadi seorang tenaga
ahli yang pintar dan dihargai sehingga memiliki nilai tinggi dan diminati oleh
negara-negara maju seperti Jerman. Kebebasab finansial itulah tujuan saya. Saya
melihat sosok BJ.Habibie dan saya ingin seperti dia. Kemudian saya tulis dalam
benak, saya harus kuliah di bidang teknik lalu melanjutkan kuliah S2 di Jerman
dengan beasiswa tentunya karena tahu sendiri saya dari keluarga pas-pasan.
Perjanan menggapai mimpi saya mulai disini, saya berusaha mengejar
ketertinggalan saya, saya berusaha menunjukan kemampuan saya, dan jawaban atas
usaha saya pun terjawab satu demi satu. Saya tumbuh menjadi seorang perempuan
yang memiliki mimpi besar, mengejarnya sesndiri, yang ingin dipersembahkan
untuk Mom tersayang. Hal ini membuat saya menjadi sosok angkuh, yang tak ingin
berpegangan pada lelaki. Saya mengalami masa pacaran, putus, pacaran lagi
beberapa kali. Tapi saya tidak pernah membagi mimpi saya karena akan saya kejar
sendiri.
Sesuai dengan apa yang direncanakan
saya pun masuk di salah satu Politeknik terkemuka di Bandung dan diterima di
jurusan teknik kimia tanpa test karena saya masuk dengan jalur prestasi. Kekalahan
saya di SNPTN tidak membuat saya lantas terpuruk walau sudah pasti kecewa. Saya
selalu ingat pepatah “banyak jalan menuju Roma” jadi satu jalan tak mampu saya
lewati untuk mencapai mimpi, maka akan saya tempuh dengan jalan yang lain.
Semester demi semester saya lewati, masih dengan mimpi besar saya dan ke
angkuhan saya untuk mencapainya sendiri. Hingga saya dipertemukan dengan
seorang yang mampu merubah prinsip saya tanpa saya sadari, “untuk mencapai
mimpi kamu akan butuh orang lain untuk membantu dan akan lebih mudah bagi mu
untuk mencapainya ketika kamu mau berbagi”. Tumbuhlah saya menjadi sesosok
perempuan yang lebih dewasa dan akan menjadi seorang wanita. Agama telah
mengatur bagaimana kita harus menjalani hidup, semua aturan kehidupan tercantum
dalam Al-qur’an, sunnah dan hadist. Kehidupan bukanlah hanya duniawi yang dulu
saya kejar, tapi juga mengumpulakan bekal untuk akhirat. Maka saya tambah
mimpi-mimpi saya, sedikit saya rubah karena saya ingin menyeimbangkan
pencapaian dunia dan untuk akhirat kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar