Selasa, 20 November 2012

gadis kecil kini telah dewasa


Seperti apakah Anggi dimasa kecil? 

SDPN Setiabudhi (me-ke emapt dari kiri)

Palang Merah Remaja SMPN12 Bandung

Hidup di lingkungan keluarga yang menyukai seni sunda walaupun tidak ada darah seni sama sekali, dimasa kecil saya sempat mempelajari kesenian sunda khususnya tari tradisional selama 5 tahun. Tampil di berbagai pementasan sempat saya alami sedari saya masi duduk di bangku sekolah dasar. Entah turunan dari mana, saya mempunyai hobi menyanyi. Sedari kecil saya senang menyanyi dan menari di atas tempat tidur. Mungkin itu yang membuat saya tertarik dengan dunia tarik suara saat saya duduk di bangku menengah pertama. Modal pas-pasan dan keberuntungan, saya dipertemukan dengan seorang guru musik sekaligus pencari bakat.





 Alhasil saya pun mendapat tawaran rekaman di album kompilasi sebagai backing vocal sebuah grup band indi yang dulu cukup terkenal di Bandung dan seputar Institut Kesenian Jakarta. Bahkan saya lounching album di Taman Ismail Marjuki (TIM) sepanggung dengan grup vocal RSD (rida Sita Dewi), Alm WS. Rendra dan seniman lainnya. Saya masih ingat honor pertama saya rekaman adalah 250rb (tahun 2004) berhubung masi SMP saya senang saja, dan itulah uang pertama keringat saya. Setelah Manggung saya dapat honor 500rb, lumayan untuk skala anak SMP bisa buat beli baju dan selama manggung atau tour saya mendapatkan fasilitas menginap di hotel,dll. Sejak saat ini lah saya menggantungkan harapan pada dunia entertain. Saya yang dulu belum berjilbab, merencanakan akan menyelami dunia modeling, singing, broadcasting, pokoknya seraba entertain. Apakah semuanya sesuai dengan harapan saya? TIDAK. Mom tidak mengijinkan saya, walaupun beberapa tawaran casting film, model sampul, pernah datang pada saya. Mom hanya ingin saya sekolah dengan serius.

Tak ingin menjadi anak durhaka, saya mengikuti keinginan orang tua. Melanjutkan sekolah ke sekolah kejuruan bidang analisis kimia. Apakah mimpi saya itu pupus begitu saja? TIDAK. Saya simpan mimpi itu dalam diam, berharap setelah saya menyelesaikan sekolah saya akan kembali mengejar mimpi saya menjadi seorang entertain. Apakah mimpi itu bertahan? TIDAK, ketika saya sadar seperti apa dunia gemerlap entertain yang memamerkan kecantikan, bentuk tubuh, warna kulit, gaya hidup, dll. Saya terpikir dengan suami saya kelak, kasihan kalau saya bekerja di dunia entertain. Maka saya pupus dan saya kubur semua mimpi itu. Dan disinilah saya membuat mimpi baru, yang lebih Wow.
Saya ingin menjadi seorang tenaga ahli yang pintar dan dihargai sehingga memiliki nilai tinggi dan diminati oleh negara-negara maju seperti Jerman. Kebebasab finansial itulah tujuan saya. Saya melihat sosok BJ.Habibie dan saya ingin seperti dia. Kemudian saya tulis dalam benak, saya harus kuliah di bidang teknik lalu melanjutkan kuliah S2 di Jerman dengan beasiswa tentunya karena tahu sendiri saya dari keluarga pas-pasan. Perjanan menggapai mimpi saya mulai disini, saya berusaha mengejar ketertinggalan saya, saya berusaha menunjukan kemampuan saya, dan jawaban atas usaha saya pun terjawab satu demi satu. Saya tumbuh menjadi seorang perempuan yang memiliki mimpi besar, mengejarnya sesndiri, yang ingin dipersembahkan untuk Mom tersayang. Hal ini membuat saya menjadi sosok angkuh, yang tak ingin berpegangan pada lelaki. Saya mengalami masa pacaran, putus, pacaran lagi beberapa kali. Tapi saya tidak pernah membagi mimpi saya karena akan saya kejar sendiri.
Sesuai dengan apa yang direncanakan saya pun masuk di salah satu Politeknik terkemuka di Bandung dan diterima di jurusan teknik kimia tanpa test karena saya masuk dengan jalur prestasi. Kekalahan saya di SNPTN tidak membuat saya lantas terpuruk walau sudah pasti kecewa. Saya selalu ingat pepatah “banyak jalan menuju Roma” jadi satu jalan tak mampu saya lewati untuk mencapai mimpi, maka akan saya tempuh dengan jalan yang lain. Semester demi semester saya lewati, masih dengan mimpi besar saya dan ke angkuhan saya untuk mencapainya sendiri. Hingga saya dipertemukan dengan seorang yang mampu merubah prinsip saya tanpa saya sadari, “untuk mencapai mimpi kamu akan butuh orang lain untuk membantu dan akan lebih mudah bagi mu untuk mencapainya ketika kamu mau berbagi”. Tumbuhlah saya menjadi sesosok perempuan yang lebih dewasa dan akan menjadi seorang wanita. Agama telah mengatur bagaimana kita harus menjalani hidup, semua aturan kehidupan tercantum dalam Al-qur’an, sunnah dan hadist. Kehidupan bukanlah hanya duniawi yang dulu saya kejar, tapi juga mengumpulakan bekal untuk akhirat. Maka saya tambah mimpi-mimpi saya, sedikit saya rubah karena saya ingin menyeimbangkan pencapaian dunia dan untuk akhirat kelak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar