Rabu, 21 November 2012

JOGJA vacation


(Sebelumya saya ijin menulis Yogya jadi Jogja yaaa).
Siapa yang belum pernah ke JOGJA??? Mau liburan, tapi bingung nentuin tempat tujuan. Jangan hawatir, banyak tempat yang bisa kalian kunjungi di negeri ini. Salah satunya adalah YOGJAKARTA. Sampai dengan umur saya 20th, saya belum pernah menginjakkan kaki saya di kota Jogja. Dulu waktu jaman SMP ada acara liburan sekolah ke Jogja, tapi saya tidak diijinkan karena kata orang tua “mahaaaal, gak ada uang”. Hanya satu kalimat itu yang orang tua saya keluarkan. Saya tau, sekalipun saya merengek dan merayu saya tetap tidak akan dijinkan, toh gak ada uang buat bayar paketnya, mau saya sampe nagis darah juga gak bakalan bikin ada uang dadakan. Saya sedari kecil sudah diajarkan orang tua saya untuk hidup sederhana alias perihatin (inget: saya dari keluarga yang serba pas, ke tiga anaknya skr kuliah juga serba pas. Hehe) walaupun orangtua saya saat itu bisa mengusahakan agar saya ikut tapi saya memilih untuk mengerti keadaan. Sehingga sejak saya kecil, saya tidak pernah belajar menuntut pada orang tua.
Back to topic.
Yogjakarta disingkat Jogja adalah ibukota dari profinsi DIY. Banyak turis lokal maupun mancanegara yang datang setiap tahun. Selain dikenal sebagai kota wisata, Jogja dikenal sebagai kota pendidikan dan kota budaya Jawa. Tau kan, ada banyak universitas dan perguruan tinggi terkenal di Jogja? Dan pastinya udah pada tau juga kalo Jogja punya keraton yang sampe saat ini masih lestari dan memegang teguh budaya jawa.
Nah, untuk pergi ke Jogja kalian dapat menggunakan berbagai macam alat transportasi dari mobil pribadi, bus, travel, kereta, pesawat, bahkan bemo atau motor kalau kalian mau bawa (hehehe). Saya ceritakan pengalaman saya saja yah, siapa tau mengispirasi.
Untuk pertama kalinya saya ke Jogja, saya memilih pergi dari Bandung menggunakan kereta (berhubung saya belum pernah naik kereta untuk pergi jauh). Kalian dapat menggunakan berbagi macam tujuan kereta yang melewati Jogja. Saat itu, saya memilih kereta Argo Wilis Tujuan Solo yang berangkat jam8 pagi (ada dua keberangkatan pagi dan sore) sehingga akan sampai di stasiun Tuju Jogja jam4 sore. Saya memilih kereta bisnis, maklum namanya juga mahasiswa. Tapi buat kalian yang benar-benar ingin merasakan liburan ala ransel kalian bisa memilih kereta ekonomi tentunya dengan harga tiket yang jauh lebih murah. Sekedar info tambahan, harga tiket bisnis normal sekitar 120rb, ekekutif 240rb-an, ekonomi lebih murah tentunya (ehehe :p). Ada hal penting lainnya yang perlu kalian ingat, belilah tiket kereta minimal beberapa hari sebelum jadwal keberangkatan (jangan kaya saya yang niat beli tiket pas hari-H, untung ada yang ngasi kejutan beliin tiket sehari sebelumnya dan itu adalah tiket bisnis terakhir, makanya saya dapet di gerbong agak belakang deket dapur. Hehehe say: thank you for u :*)

  
Stasiun Bandung

Tiket (hadiah dari dia)

Pukul 4.10 waktu Jogja kereta yang saya tumpangi sampai di Stasiun Tugu Kota Jogjakarta. Bersama dengan teman saya, saya langkahkan kaki ini menuruni gerbong kereta. Alhamdulillah, sampai juga setelah kurang lebih 8jam perjalanan. Berhubung saya tidak tahu menahu dengan kota ini, saya minta bantuan seorang teman yang kebetulan kulian di Jogja. Sayangnya, teman saya ini tertinggal kereta sehingga harus mengenakan bus sore untuk pergi ke Jogja. Padahal kami telah sama-sama membeli tiket. Rasa hawatir pun menghinggapi saya dan kawan saya yang satu lagi, tapi untungnya saya punya mantan yang sekarang kerja di Jogja. Alhasil saya dijemput di stasiun (selamet selamet *dalam hati*). Tempat pertama yang saya tuju adalah penginapan. Perjalanan yang panjang dan suhu Jogja yang lumayan panas memaksa saya untuk segera mandi.
Stasiun Tugu

Ada banyak penginapan di Jogja, mulai dari hotel berbintang hingga losmen yang harganya cuma 70rb semalem. Selesai mandi dan berganti pakaian saya pun lekas meminta teman saya untuk mengantar saya jalan-jalan. Tempat yang saya ingin kunjungi pertama adalah Malioboro. Saya pun diajak untuk menyusuru Malioboro di malam hari, kemudian pergi ke alun-alun kidul. Malioboro adalah sebuah jalan yang di sisi kanan dan kiri berjejer toko-tpko dan warung kaki lima. Mulai dari yang berjualan baju sampai jualan makanan. Alun-alun kidul adalah sebuah taman yang berada di kawasan keraton Jogja, di sana terdapat dua pohon beringin yang mitosnya jika kita mampu berjalan melewati kedua pohon itu dengan mata tertutup maka apa yang kita inginkan saat kita berjalan akan terkabul. Saya tidak percaya dengan mitos itu, hanya sekedar iseng saya pun  mencoba karena tidak semua orang mampu melewatinya. Teman saya berkata pada saya, “orang yang dapat melewati pohon ini hanyalah orang yang berhati bersih”. Dengan segera saya menyewa syal yang banyak di sewakan untuk menutup mata para pengunjung yang penasaran.
Saat itu kedua mata saya tertutup, lau badan saya diputar-putar sampai pusing. Setelah itu saya dibiarkan berjalan sendiri. Untuk pertama kali saya tidak menyelesaikan perjalanan karena diganggu teman. Kemudian saya mencoba untuk kedua kalinya, saya benar-benar tidak didampingi dan berjalan dengan mata tertutup. Entah kenapa saya hanya mencoba berjalan lurus saja. Sampai setelah beberapa lama saya berjalan, seorang bapak memberi tahu saya “sudah sampai, buka saja syalnya”. Saya pun membuka syal yang menutupi mata saya, dan saya sudah berada di belakang tepat kedua pohon beringin itu berdidri kokoh. Teman saya berkata,”kamu hebat, berarti apa yang kamu minta tadi akan terlaksana”. Saya pun menjawab dengan senyuman dan kata Aamiin. Lalu teman saya berkata, “tadi itu kamu tidak jalan lurus, tapi nyerong ke kiri sampai kahirnya kamu jalan lurus lahi dan sampai”. (ahhahaha, sudahlah yaaaa).
Tidak hanya itu saja, ketika malam hari alun-alun kidul dipenuhi dengan penyewaan sepedah hias. Banyak sepeda yang dihiasi lampu dengan aneka motif, terlihat nampak lebih indah di malam hari. Saya pun tak mau penasaran, kami menjajal sepeda 3 rangkai dan berjalan-jalan memutari alun-alun. Hari semakin larut dan badan semakin lelah. Kami memutuskan untuk pergi mencari makan dan nongkrong di warung angkringan. Angkringan menyediakan beberapa makanan dan minuman. Minuman yang terkenal adalah kopi jooss (kopi yang dimasukan bara/arang panas kedalamnya sehingga timbul bunyi jooos) lucu yah? Selain itu kalian bisa memesan susu, jahe, atau teh manis. Makan yang terkenal adalah nasi kucing (nasi yang dibungkus daun tapi porsinya sangat sedikit, kaya nagai maan buat kucing. ehehe) yang dimakan bersama aneka macam sate (sate telur,sate kerang,sate ati ample,sate-satean).
Sepedahan di alun-alun kidul


Tugu Jogja

Hari kedua, saya berjanjian dengan teman saya yang ketinggalan kereta kemarin. Dia adalah orang purwerejo, yang tinggal di Bontang-Kaltim dan sekarang kuliah di Jogja. Hari masi pagi, jalanan belum ramai tapi semangat kami telah membara seperto matahari (*agak lebay). Hari ini kami memutuskan untuk mengunjungi situs budaya terkenal di Jogja yaitu Candi Prambanan. Berhubung mantan saya hari ini kerja, jadi untuk sementara tidak bisa mengantar kami berkeliling Jogja. Kami memutuskan untuk menggunakan transportasi umum yang tersedia (biar kerasa backpackeran nya). Jogja memiliki fasilitas layaknya busway di Jakarta sehingga memudahkan masyarakat Jogja untuk beraktifitas. Ada beberapa hal yang unik di Jogja dan saya suka. Pertama, hanya ada sedikit trayek angkutan kota itupun jam operasinya tidak 24jam, sehingga Jogja aman dari kemacetan karena kebanyakan angkot. Kedua, Jogja memiliki Ring Rute yaitu jalan yang memutari kota yang membuat jalanan Jogja lancar (kata teman, kalo di Jogja ga akan nyasar karena pasti ketemu Ring Rute sebelum keluar kota).
Biaya untuk naik busway atau trans mega bus atau apa ya lupa namanya kurang lebih 3rb, sekarang sudah naik kali yah. Hanya butuh waktu 25 menit, dari UPN Jogja menuju Prambanan (gak ada macet). Kami menuruni bus, dan berjalan kaki untuk sampai di gerbang Taman Wisata Candi Prambanan. Berhubung masih pagi, kami putuskan untuk mengisi perut dengan nasi soto yang terkenal di daerah Prambanan. Nasi soto ayam harganya cuma 4rb atau 5rb pokoknya murah. Setelah sarapan kami bergegas membeli tiket masuk yang harganya 35rb per orang. Dengan tiket ini kalian bisa memasuki musium dan arena candi.
Setelah kalian puas berfotoria untuk keluar arena wisata kalian akan melewati pasar oleh-oleh. Ada beragam kerajinan yang dijual mulai dari harga seribu per barang sampai yang ratusan ribu bahkan jutaan.
Prambanan







Hari masih siang, kami memutuskan untuk mengunjungi Monumen Jogja Kembali. Tapi sangat disayangkan karena hari ini monumen tutup dan saya hanya bisa melihat dari luar. Perut mulai keroncongan, kami memutuskan untuk makan gudeg di jalan Malioboro. Tak lama setelah kami makan siang, hujan turun membasahi seisi kota Jogja (sepertinya Jogja pengertian, tau saya kepanasan). Karena ini hari terakhir saya di Jogja, maka saya memutuskan untuk membeli beberapa oleh-oleh. Memasuki pasar tradisional untuk mencari batik, tapi akhirnya beli di butik-butikan (ehehehe). Tak lupa membeli kaos dagadu (yang nitip maunya dagadu asli) dan tak ketinggalan beli bakpia 25 di pabriknya langsung.

Monumen Yogja Kembali

Tak terasa hari sudah sore dengan baju yang basah kuyup karena kehujanan. Kami memutuskan segera pulang ke kostan teman saya setelah semua oleh-oleh dikantongi karena mantan saya janji akan menjemput saya setelah magrib untuk membawa saya berkunjung ke rumahnya di Wonosobo. Sebenarnya saya masih mau di Jogja, mengunjungi banyak tempat. Tapi berhubung teman saya meminta pulang besok karena ada acara di kampus kami memutuskan untuk ikut ke Wonosobo, menumpang tidur dan pulang ke Bandung menggunakan bis malam dari Wonosobo esok harinya. Untuk sampai di Wonosobo dengan mobil kecepatan 80km/jam kalian hanya membutuhkan waktu 1,5 sampai 2jam. Sesampainya di Wonosobo, saya memutuskan untuk segera tidur.
Dinginnya angin yang masuk ke kamar membangunkan saya dari tidur (Wonosobo, dingiiiiiiiin berrrrrr). Hari ini saya meminta untuk diantar ke tempat wisata yang terkenal di Wonosobo, tak lain dan tak bukan Dieng. Saat kalian mengunjungi Wonosobo kalian akan melihat dua gunung yang besar yaitu Gunung Sundoro dan Sumbing. Tak terasa waktu berjalan cepat dan saya harus pulang. Dengan bis malam saya pulang menuju bandung, dengan kenangan, cerita, plus oleh-oleh. 3 hari yang begitu singkat dan saya ingin kembali menjelajahi Jogja dan kota-kota lainnya.
Gunung Sundoro




Tidak ada komentar:

Posting Komentar