Saat
mendengar kata “Rumah idaman” apa yang kalian pikirkan? Mungkin dari kalian ada
yang memikirkan rumah mewah nan megah, besar dan nyaman. Ada juga yang
memikirkan rumah sederhana dengan gaya minimalis. Ada juga yang memikirkan
rumah yang sangat sederhana yang penting dapat tidur dengan nyaman, tidak
kehujaan dan tidak kepanasan. Beragam otak manusia yang Allah ciptakan beragam
pula isinya.
Saat
saya kecil, saya memiliki mimpi untuk mempunyai rumah besar, bagus, memiliki
kolam berenang dan taman yang luas agar saya bisa bermain. Namun waktu telah
mengubah cara pandang saya yang membuat saya dapat dikatakan hampir dewasa.
(bagi saya dewasa adalah suatu keadaan dimana seseorang telah mampu menentukan
jalan hidupnya dan bertanggung jawab atas itu) berhubung saya belum sepenuhnya
mampu membiayai hidup saya, masi minta uang sama orangtua, saya mengatakan diri
saya belum dewasa tapi hampir dewasa.
Kini
“rumah” idaman itu bukanlah rumah besar, bagus, memiliki kolam berenang, dll seperti
yang saya pikirkan semasa kecil. Walaupun tidak menampik jika Allah ijinkan
saya untuk memilikinya dengan senang hati saya akan menerimanya (hehehe, boleh
dong?). Seperti yang pernah saya dengar
dalam sebuah drama korea “rumah yang bagus tidak dilihat dari rupanya yang
mewah tapi dengan siapa kita tinggal di dalamnya”. Sejak saat itu saya mulai
memikirkan seperti apa “rumah” idaman saya. “rumah” idaman saya adalah rumah
yang akan saya tinggali bersamanya kelak, dia yang menemani sisa hidup saya
dalam ikatan yang Allah ridoi, dia yang saya harapkan untuk mengisi tawa
bahagia dan menebar senyum canda di rumah kita. Tak hanya itu, yang penting
adalah dia yang akan meramaikan rumah dikala sepi dengan lantunan ayat Al-qur’an,
dia yang akan menghangatkan rumah dengan shalat dan baktinya pada orang tua,
dia yang akan “melapangkan” rumah dengan infaq dan sedekah, serta dia lah yang
akan menjadi imam dan tauladan bagi anak-anak kami kelak. “rumah” idaman yang
saya inginkan adalah rumah yang seluruh anggota keluarganya saling mengingatkan
dalam kebaikan, saling percaya dan terbuka satu sama lain agar tercipta sebuah
keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah.
Ya
Allah, hamba menyerahkan semua hidup ku hanya pada Mu. Selama menunggu Kau
memanggilku untuk pulang, aku akan berusaha untuk selalu mencari ridho Mu. Mungkin
ada dari kalian yang membaca bahwa saya munafik, TIDAK, saya TIDAK munafik. Sebagai
manusia saya tetap menginginkan rumah mewah, besar, indah, dsb, tapi itu
bukanlah “rumah” idaman saya. Atas ijin Nya, Saya akan memiliki “rumah” idaman
yang saya inginkan dan bonusnya Ia akan memberikan saya rumah besar, mewah, luas,
memiliki kolam berenang, dll. “keteka Allah mau, tak ada yang tak mungkin”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar