Kamis, 22 November 2012

"Rumah" idaman



Saat mendengar kata “Rumah idaman” apa yang kalian pikirkan? Mungkin dari kalian ada yang memikirkan rumah mewah nan megah, besar dan nyaman. Ada juga yang memikirkan rumah sederhana dengan gaya minimalis. Ada juga yang memikirkan rumah yang sangat sederhana yang penting dapat tidur dengan nyaman, tidak kehujaan dan tidak kepanasan. Beragam otak manusia yang Allah ciptakan beragam pula isinya.
Saat saya kecil, saya memiliki mimpi untuk mempunyai rumah besar, bagus, memiliki kolam berenang dan taman yang luas agar saya bisa bermain. Namun waktu telah mengubah cara pandang saya yang membuat saya dapat dikatakan hampir dewasa. (bagi saya dewasa adalah suatu keadaan dimana seseorang telah mampu menentukan jalan hidupnya dan bertanggung jawab atas itu) berhubung saya belum sepenuhnya mampu membiayai hidup saya, masi minta uang sama orangtua, saya mengatakan diri saya belum dewasa tapi hampir dewasa.
Kini “rumah” idaman itu bukanlah rumah besar, bagus, memiliki kolam berenang, dll seperti yang saya pikirkan semasa kecil. Walaupun tidak menampik jika Allah ijinkan saya untuk memilikinya dengan senang hati saya akan menerimanya (hehehe, boleh dong?). Seperti  yang pernah saya dengar dalam sebuah drama korea “rumah yang bagus tidak dilihat dari rupanya yang mewah tapi dengan siapa kita tinggal di dalamnya”. Sejak saat itu saya mulai memikirkan seperti apa “rumah” idaman saya. “rumah” idaman saya adalah rumah yang akan saya tinggali bersamanya kelak, dia yang menemani sisa hidup saya dalam ikatan yang Allah ridoi, dia yang saya harapkan untuk mengisi tawa bahagia dan menebar senyum canda di rumah kita. Tak hanya itu, yang penting adalah dia yang akan meramaikan rumah dikala sepi dengan lantunan ayat Al-qur’an, dia yang akan menghangatkan rumah dengan shalat dan baktinya pada orang tua, dia yang akan “melapangkan” rumah dengan infaq dan sedekah, serta dia lah yang akan menjadi imam dan tauladan bagi anak-anak kami kelak. “rumah” idaman yang saya inginkan adalah rumah yang seluruh anggota keluarganya saling mengingatkan dalam kebaikan, saling percaya dan terbuka satu sama lain agar tercipta sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah.
Ya Allah, hamba menyerahkan semua hidup ku hanya pada Mu. Selama menunggu Kau memanggilku untuk pulang, aku akan berusaha untuk selalu mencari ridho Mu. Mungkin ada dari kalian yang membaca bahwa saya munafik, TIDAK, saya TIDAK munafik. Sebagai manusia saya tetap menginginkan rumah mewah, besar, indah, dsb, tapi itu bukanlah “rumah” idaman saya. Atas ijin Nya, Saya akan memiliki “rumah” idaman yang saya inginkan dan bonusnya Ia akan memberikan saya rumah besar, mewah, luas, memiliki kolam berenang, dll. “keteka Allah mau, tak ada yang tak mungkin”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar