Sabtu, 12 Oktober 2013

Teruntuk Calon Suamiku

Hasni Yamani, S.T
Tak pernah telintas dalam angan bahwa hari pernikahanku akan datang diusiaku yang masih terbilang muda bagiku. Tak pernah pula ku mimpikan bahwa dirimu yang akan mendampingiku kelak. Kini kau adalah calon suamiku yang tak lama lagi akan menjadi suamiku, tentu atas ijinNya.
Sebelum hari itu datang, aku ingin katakan segala tentang ku pada mu. Sayang, ingatlah ketika akad kau ucapkan yang disaksikan oleh para malaikat, saat itu pula kau bertanggung jawab penuh atas diriku. Bertanggung jawab atas hidup, lahir dan batinku. Bertanggung jawab atas kenyamanan dan keamananku. Bertanggung jawab untuk membimbing dan mengayomi ku. Bertanggung jawab untuk mendidik dan menjadikan ku lebih baik setiap harinya. Begitu banyak dan besar tanggung jawab mu setelah ini. Sanggupkah dirimu? Hanya jawaban harus sanggup yang kau miliki.
Tapi, jangan hawatir sayang. Saat itu pula kau akan memilikiku seutuhnya, yang membuat ku harus patuh dan taat padamu. Saat itu pula kau akan memiliki seorang suster pribadi yang akan merawatmu kala sakit. Saat itu pula kau akan memiliki koki pribadi yang akan menghidangkan semua makanan yang ingin kau santap, tentu dengan sedikit bumbu cinta. Saat itu pula kau akan memiliki seorang patner yang akan tetap setia disamping mu walau kau jatuh. Indah bukan?

Kamis, 10 Oktober 2013

Menentukan Mahar


Hai ladies para calon pengantin,. Udah kepikiran mau minta mahar apa kepada calon suami?
Sebelum saya menentukan besarnya mahar atau dikenal mas kawin yang akan saya minta pada calon suami, saya sengaja mencari beberapa sumber bacaan tentang mahar itu sendiri.
Menurut kamus wikipedia mahar atau mas kawin adalah HARTA yang diberikan oleh calon pengantin pria kepada calon or keluarga pengantin wanita. Dilihat dari artinya saja yang jelas menekankan kata “harta” yang identik dengan sesuatu berharga. Dalam (HR. Al-Bukhari no. 5087 dan Muslim no. 3472) menceritakan tentang menentukan mahar berdasarkan keridoan pihak wanita dan kesepakatan kedua mempelai.
Imam As-Syafii mengatakan,
Minimal yang boleh dijadikan mahar adalah harta ukuran minimal yang masih dihargai masyarakat, yang andaikan harta ini diserahkan seseorang kepada orang lain, masih dianggap bernilai, layak diperdagangkan. (Al-Umm: 5/63).

An-Nawawi mengatakan,
Tidak ada ukuran untuk mahar, namun semua yang bisa digunakan untuk membeli atau layak dibeli, atau bisa digunakan untuk upah, semuanya boleh dijadikan mahar. Jika nilainya sangat sedikit, sampai pada batas tidak lagi disebut harta oleh masyarkat, maka tidak bisa disebut mahar. (Raudhatut Thalibin, 3/34).

Jelas kan? bentuk or nilai mahar itu harus sesuatu yang berharga, apa itu berupa uang, emas, mobil, rumah, tanah, dll.


Setelah saya membaca beberapa referensi diatas, akhirnya saya mantapkan hati untuk meminta mahar berupa emas seberat 20 gram ditambah uang sejumlah 13 real yang bila digabungkan akan membentuk tahun 2013. Alhamdulillah, calon suami menyanggupi. Bagi saya, mahar itu tak harus terlalu besar nilainya yang penting berharga dan sesuai dengan kemampuan calon suami. Bayangkan saja kalo saya minta mahar emas 1kg, kayanya sampai beberapa tahun kedepan juga gak ada yang sanggup menikahi. Hehehe,.. 

Gedung atau Rumah Tinggal?

Akan ku tuliskan setiap langkah yang telah terlewati menuju sebuah hari yang ku harap menjadi yang pertama dan terakhir. Ingatan mungkin dapat terlupakan, tapi sebuah tulisan tak lekang karena waktu. (Uhuuk,, mulai deh pujangers nya keluar. Hahay) Back to topik yaa,.

Gedung atau Rumah tinggal?

Saat tanggal pernikahan telah ditetapkan, hal pertama yang terpikirkan oleh kebanyakan adalah menentukan tempat dilaksanakannya akad nikah beserta resepsi. Pemilihan gedung atau rumah sebagai tempat resepsi adalah sebuah keputusan yang tergantung pada diri kita beserta keluarga. Walaupun jaman sekarang kebanyakan memilih mengadakan resepsi di gedung, bukan berarti menjadi sebuah keharusan melaksanakan resepsi di gedung.
Bagi saya sendiri dimanapun resepsi pernikahan dilaksanakan tak menjadi sebuah masalah. Karena hakikat dari sebuah pernikahan itu ada pada proses akad nikah yang menjadikan halal sebuah hubungan. Namun, menurut saya ada beberapa alasan yang dijadikan pertimbangan dalam menentukan tempat resepsi di gedung atau rumah tinggal.

Rabu, 25 September 2013

First Step Getting Married


Memutuskan menikah diusia yang masih terbilang muda masih dianggap fenomenal. Apalagi jika pernikahan akan dilaksanakan tak lama setelah prosesi wisuda. Heboooh lah yaa temen-temen sekelas atau lebih tepatnya interested. Tak jarang sering datang pertanyaan-pertanyaan seputar persiapan pernikahan.

Pertanyaan yang paling awal ditanyakan adalah “kapan menikah?” yang artinya menanyakan bulan dan tanggal prosesi akad nikah.
So, first step getting married adalah menentukan tanggal pernikahan.

Finaly, I graduated from Polytechnic State of Bandung

Puji dan syukur tak lepas terucap untuk Allah SWT atas kasih sayang Nya yang begitu besar. Tanpa kasih sayang Nya, tak akan mudah berbagai kesulitan terselesaikan. Tak lupa salawat serta salam terhantar untuk junjungan Nabi Muhammad SAW.


Kamis, 12 September 2013

Harapan Sejalan dengan Keyakinan

Ditengah keputusasaan yang diakibatkan oleh turunnya omset @serbasepatu, hari ini Dia tiupkan keyakinan dalam dada. Seperti bunga kering yang lama tak tersiram kemudiaan dipertemukan dengan hujan. Segaaaarr rasanya, seperti menemukan kehidupan kembali. Tak perlu tanya dari mana datangnya, jelas Dia yang hadirkan ilham ini.

Hadir keyakinan kuat atas harapan besar yang sudah kami gambarkan dengan indah pada @serbasepatu. Tergambar jelas, sebuah toko offline @serbasepatu store dijajaran toko-toko yang memajang sepatu-sepatu kembanggaan negara-negara “penjajah”. Bukan untuk melakukan hal yang sama. Tapi untuk sebuah perubahan, sebuah pembentukkan jati diri dan pengembalian harga diri bangsa.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Kilas Balik Kisah Kita

Tepat 2 tahun 8 bulan yang lalu, 19 Desember 2011 ada tatap mata yang tak berpaut, jelas tanpa sapa, dan tanpa rasa. Di tempat yang tak pernah kami duga, sebuah kawasan kebun teh Ciater, Subang. Dalam sebuah acara yang tak pernah kami harapkan, masa pelantikan anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HIMATEK) POLBAN kami disatukan dalam satu waktu, satu moment yang menjadi awal kisah kami.
Memulai sapa dalam dunia maya, mengawali pertemuan di kampus POLBAN. Senin 06 Juni 2011 (06.06.11) kami putuskan untuk sebuah komitmen. Saling berbagi, saling mengajari, saling mengingatkan, saling memperbaiki diri. Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan hingga bergulir satu tahun kami lewati dengan hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship). Tak jarang, hanya 2 hari dalam sebulan waktu kami untuk bertemu. Menjaga komunikasi dan saling percaya, menjadikan hubungan kami lebih dewasa.

Rabu, 19 Juni 2013

Menjadi Ibu Rumah Tangga Adalah Hal Terbaik Bagi Wanita

Bagi saya yang berambisi kuat dan memiliki impian besar, menjadi ibu rumah tangga (full time mother) bukanlah mimpi saya sejak kecil. Bergelar Phd, Master, memiliki konsultan lingkungan ternama dan usaha kuliner adalah impian-impian diawal kedewasaan saya. Sampai sekarang apa yang saya lakukan dan perjuangkan masih ada pada jalur untuk mencapai impian-impian itu.
Saya yang termasuk orang berwatak koleris (dominan otak kanan, bicara, bertindak, jalan lebih cepat dibanding rata-rata, to the point, intonasi menekan, tatapan mata tajam), melankolis (sempurna, teliti, tertata) cukup mempengaruhi cara pandang dan kehidupan saya. Mungkin karena watak ini pula, secara tidak langsung lingkungan disekitar saya sering memposisikan saya sebagai pemimpin baik dalam kelompok besar atau kecil (bisa jadi, karena teman-teman tidak mau repot untuk mengatur segala kegiatan/keperluan acara dan saya adalah korbannya *miris*).
Ternyata tidak hanya itu, ambisi saya untuk menjadi seorang wanita karir yang saya sebut wonder woman menjadikan saya sedikit parno tentang pernikahan. Beranjak usia 20an yang diwarnai berita dan undangan pernikahan teman-teman membuat saya sedikit takut saat membayangkan menjadi seorang istri, kemudian hamil dan memiliki anak. Bukan takut karena tidak ingin menjalaninya tapi takut akan ketidak mampuan saya menjadi seorang istri yang soleh dan seorang ibu yang baik. Hal ini lah yang membuat saya menargetkan usia pernikahan cukup jauh saat itu.

Sabtu, 01 Juni 2013

Bahagia itu mudah, semudah mengucap syukur.


Kita sebagai manusia yang terus melangkah menyongsong masa depan. Detik-demi detik menapaki jalan di depan sana yang samar-samar. Entah bahagia yang ada di depan sana. Entah duka sedang menunggu kita. Semua samar-samar, karena kita tak mampu melihat masa depan, meskipun itu jalan hidup kita sendiri.
Dalam perjalanan ini, kita pasti pernah menemui titik, titik dimana merasa tak bahagia. Merasa hidup kita tak indah dan tak seberuntung mereka yang di atas. Manusiawi kah? Iri adalah sifat manusia, ditambah sediki sponsor dari syetan maka sifat itu mudah merajai hati kita. Mengendalikan akal dan pikiran. Sungguh menjadi pertanda bahwa penyakit hati akan memasuki stadium lanjut. Ketika itu dibiarkan, maka penyakit ini semakin mengganas membuat hati keras. So, jangan biarkan penyakit itu menghampiri hati. Bagaimana caranya? 

Kamis, 18 April 2013

Target 15 tahun mendatang


Minggu lalu, dosen kewirausahaan menugaskan saya membuat target 1, 5, dan 10 tahun mendatang. Tidak membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikannya karena saya selalu bersemangat dalam merencanakan sesuatu, apalagi rencana hidup. Setelah tuntas menuliskan semuanya, kemudian saya membaca kalimat demi kalimat yang telah saya susun. Ada sesuatu yang aneh dan berbeda dari proposal hidup saya sebelumnya, yaitu tidak ada targetan dimana dan kapan saya akan bekerja. Setelah saya renungkan ternyata seiring berjalannya waktu saya telah menumukan pasion saya sesungguhnya yaitu menjadi seorang entrepreneur sehingga secara spontan target itu menghilang begitu saja. Target utama saya di masa usia 40an adalah membangun sebuah konsulatan lingkungan dan pengolahan limbah karena mimpi saya yang ingin menjadikan negara ini bersih dan nyaman dari polusi seperti moto saya,"kehidupan yang baik berawal dari lingkungan ynag baik". So, mengapa saya kekeuh ingin melanjtkan studi ke jengjang S2 karena saya merasa perlu meng-upgrade diri untuk memiliki kemampuan di bidang itu. Selain itu, pasion saya di bidang memasak akhirnya menghantarkan saya pada suatu keputusan untuk memiliki usaha di bidang kuliner. Inilah rencana ku, bagaimana dengan rencana mu?

Target 1 Tahun Kedepan 2013-2014 (usia 23 tahun)
Sisi sosial:
# Menjadi sosok yang menginspirasi dan bermanfaat melalui tulisan di Blog pribadi (http://www.punyaagie.blogspot.com)

Sisi kehidupan pribadi:
# Membuat pasport di bulan Juni 2013
# Diving di Karimu Jawa di September tahun 2013
# Menikah
# Memiliki rumah gaya eropa minimalis dengan luas rumah 90 m2 dengan luas tanah 200 m2 di tahun 2014.
# Beli motor vespa metic keluaran terbaru di Maret tahun 2014
# Tour Lombok dan pulau komodo di bulan Mei tahun 2014

Sisi akademik:
# IP 4 di semester 7dan 8
# Lulus dari Polban dengan IPK > 3,5 di Setember 2013

Sisi karir:
# Membangun bisnis toko shop online di tahun 2013 (serba sepatu online: @serbasepatu / www.serbasepatuonline.blogspot.com / www.serbasepatu.yukbisnis.com )
# Membeli franchise kedai ramen untuk buka di Tasik tahun 2013 (HeidamiRamen).

Sisi ekonomi:
# Memiliki penghasilan 10 juta per bulan di tahun 2013.
# Memiliki omset shop online (serba sepatu online) mencapai 30 juta per bulan di tahun 2013

Target 5 Tahun 2014-2019 (usia 24-29 tahun)
Sisi sosial:
#  Menjadi sosok yang menginspirasi dan bermanfaat melalui tulisan di Blog pribadi (http://www.punyaagie.blogspot.com)

Sisi kehidupan pribadi:
# Memiliki satu suami dan 4 anak dengan kelahiran anak pertama di tahun 2015.
# Umrah bersama orang tua dan mertua di tahun 2015.
# Beli mobil CRV keluaran baru di tahun 2015.
# Tour Bangka belitung di tahun 2015.
# Diving di Raja ampat, Papua di tahun 2017.
# Menghadiahkan orang tua rumah masa tua di daerah Garut dengan luas tanah 300 m2 di tahun 2018.
# Tour eropa (German, Inggris, Paris, Belanda, Itali) di tahun 2019.

Sisi akademiki:
# Mengikuti entrepreneur camp YEA di tahun 2015.
# Melajutkan studi S2 dengan bidang lingkungan dan engineering di tahun 2018.

Sisi karir:
# Membuka toko offline dari shop online @serbasepatu di tahun 2015
 (serba sepatu online: @serbasepatu / www.serbasepatuonline.blogspot.com / www.serbasepatu.yukbisnis.com )
# Membuka cabang kedai ramen di Cilegon di tahun 2015 dengan barnd sendiri.

Sisi ekonomi:
# Memiliki omset shop online (serba sepatu online) mencapai 50 juta per bulan di tahun 2015
# Memiliki omset kedai ramen mencapai 30 juta per bulan di tahun 2015.
# Memiliki penghasilan  mencapai 30 juta per bulan di tahun 2019.

Target 10 Tahun 2019-2029 (usia 29-39tahun)
Sisi sosial:
#  Menjadi sosok yang menginspirasi dan bermanfaat melalui tulisan di Blog pribadi (http://www.punyaagie.blogspot.com)
# Menjadi sosok yang mengispirasi 100.000 orang di usia 35 tahun

Sisi kehidupan pribadi:
# Memiliki anak ke dua di tahun 2019, anak ke tiga di tahun 2022, anak ke empat di tahun 2025.
# mobil pajero sport di tahun 2020.
# Naik haji bersama orang tua dan mertua di tahun 2021.
# Membeli kebun dengan luas 1ha di daerah Tasik pada tahun 2022.
# Tour Asia di tahun 2023.

Sisi akademiki:
# Mengikuti sertifikasi dan pelatihan mengenai AMDAL dan pengolahan limbah di tahun 2021.
# Mengikuti pelatihan cara membangun konsultan lingkungan dan pengolahan limbah di tahun 2022.

Sisi karir:
# Membuka cabang kedai ramen di Serang di tahun 2019 dengan brand sendiri.
# Membangun home industri sepatu @serbasepatu di tahun 2020
#  (serba sepatu online: @serbasepatu / www.serbasepatuonline.blogspot.com / www.serbasepatu.yukbisnis.com )
# Membangun konsultan lingkungan dan pengolahan limbah di tahun 2029.

Sisi ekonomi:
# Memiliki omset shop online (serba sepatu online) mencapai 100 juta per bulan di tahun 2019.
# Memiliki omset kedai ramen mencapai 60 juta per bulan di taun 2019.
# Memiliki penghasilan  mencapai 100 juta per bulan di tahun 2019.


Senin, 15 April 2013

Tanpa Judul


Lama tak ku dengar deburan ombak lautan
Lama tak ku dengar roda dan rel kereta yang berpaut
Lama tak ku hirup wangi angin padang rumput
Lama tak ku hirup bau tanah hutan
Dan lama tak ku pijak tanah surga di belahan pertiwi
Rindu,.
Aku rindu,.
Sunggu rindu,.
Kebebasan bersendagurau dengan alam
Jauh dari hiruk pikuk
Jauh dari penat.

Rasanya beberapa tahun ini saya kehilangan sesuatu. Sesuatu yang dulu begitu dekat dengan diri ini yaitu sosok petualang yang selalu membawa saya menemukan tempat baru, teman baru, dan hal baru lainnya yang tak lain diri ini sendiri. Terperangkap dalam sebuah keseharian yang memaksa saya harus duduk diam di kota ini. Duduk untuk menyelesaikan perkuliahan saya dengan baik dan membanggakan tentunya. Tak sedikitpun menyesali keputusan untuk berpresatasi di kampus yang memang tak memberikan waktu untuk berleha-leha. Walau kini rasa rindu akan sosok petualang diri ini sering memberontak. Meminta saya untuk pergi sejenak meninggalkan semua keseharian yang biasa saja.
Derasnya arus sungai, rindu ku taklukan dengan perahu dan dayung di tangan. Apa kabar rafting? Sudah lupa sepertinya cara mendayung,.

Dinginnya air dilautan rindu ku rasakan dengan tabung oksigen di pundak. Apa kabar diving? Tunggu aku dibawah lautan Karimun Jawa.

Diving at Tanjung Benoa


Sabtu, 06 April 2013

One Step Closer

Pertama-tama saya persembahkan tulisan ini untuk pembaca setia “Regiana Dreams Blog” yang secara khusus meminta saya menuliskan satu bagian dari perjalanan hidup saya. Tak pernah terbersit sedikit pun dalam benak untuk menuliskan kisah perjalanan kehidupan pribadi saya awalnya. Namun, dorongan hati untuk berbagi dan menginspirasi membulatkan tekad saya menuliskannya di sini.


Sekali lagi saya memperkenalkan diri. Saya bukanlah seseorang yang tumbuh sebagai seorang muslimah yang taat. Terlahir di lingkungan utara kota Bandung menjadikan saya seorang anak yang menjalani kehidupan layaknya anak kota masa kini yang pernah mengalami masa pacaran, putus dan pacaran lagi. Tak menyalahkan siapa pun, apalagi orang tua yang memang bukan dari keluarga ustad ataupun terlahir di lingkungan pesantren. Saya tumbuh secara demokratis, dimana pemahaman dasar-dasar agama hanya saya pelajari semasa TK Al-qur’an, dan sisanya saya pelajari di bangku sekolah hingga perguruan tinggi. Yupz, melalui mata pelajaran Pendidikkan Agama Islam. Dasar-dasar norma yang orang tua ajarkan hanyalah norma adat sosial dan kewajiban dasar sebagai seorang muslim yaitu shalat dan puasa. Bersyukurnya, saat kecil saya sudah dikenal sebagai anak yang cerdas, sehingga membaca qur’an dengan tajwidnya telah dapat saya lakukan sejak dibangku sekolah dasar.
Tanpa mengetahui ajaran agama islam yang lebih luas, saya tumbuh seperti sekarang. Berpacaran pernah saya lakukanan bahkan tidak hanya sekali. Sejak SMA kelas satu saya mulai tertarik dengan lawa jenis dan menjalani hubungan tidak sah yang disebut pacaran. Bahkan sampai tahun lalu, saya masih menjalani hubungan yang disebut pacaran. Jilbab yang saya gunakan sejak beberapa tahun lalu pun belum sempurna saya gunakan.
Tapi, Sang Maha Pencinta begitu menyayangi diri ini yang amat jauh dari baik. Akhir tahun 2010 Ia mempertemukan saya dengan seorang laki-laki yang mulai merubah pandangan hidup saya. Saya sadari, ia pun bukanlah seorang laki-laki yang sempurna karena yang sempurana hanya lah milik Sang Pencipta . Yang terpenting ia mau terus berusaha mendekati kesempurnaan dengan mendekati Sang Maha sempurna. Dan saya yakin, ia adalah laki-laki yang mau berusaha menjadi lebih baik setiap harinya.  Lantas, apakah saya tidak berpacaran? Ya, bersamanya saya tidak pernah ada acara tembak menembak yang anak muda kenal dengan kata jadian. Tapi kegiatan yang kami lakukan sebenarnya masih saja seperti orang yang berstatus pacaran. Hingga bulan Oktober tahun 2012 Sang Pencipta mendesain hidup saya untuk mengenal beberapa inspirator dan muslimah super lewat dunia maya twitter. Kehidupan saya pun mulai berubah, pengetahuan tentang kehidupan yang berdasarkan Al-qur’an dan sunnah Nabi sedikit demi sedikit saya ketahui.
Ada sebuah ayat Al-qur’an  tentang jodoh yang paling saya favoritkan dimana isinya menjelaskan “bahwa jodoh itu cerminan diri, yang baik untuk yang baik, yang buruk untuk yang buruk”. Lewat dunia maya itu pula saya mengetahui hukum dari berpacaran. Ada seorang ustad yang mengatakan “putuskan atau nikahi!”.
Kalimat itu terus teringat dan membuat kami sepakat untuk putus di awal November. Ya, putus dari hubungan yang tak memiliki tujuan yang jelas. Selama beberpa minggu kami berjauhan. Diantara waktu kami berjauhan bahkan meminimalkan komunikasi, masing-masing dari kami merenungkan setiap kesalahan sembari memperbaiki diri. Hingga akhirnya sebuah keputusan besar kami buat. Kami memutuskan untuk melangkah menuju hubungan yang Allah ridoi yaitu pernikahan.
23-03-13 tepat pukul 19.23 ia melamar saya kepada kedua orang tua dan keluarga. Menyampaikan niatnya untuk memuliakan saya. Menjadikan saya sebagai pilihannya.
Seperti lirik dalam sebuah lagu favoritnya:
Mau kah kau tuk menjadi pilihanku,
Menjadi yang terakhir dalam hidupku,
Mau kah kau tuk menjadi yang pertama,
Yang selalu ada di saat pagi ku membuka mata
Oh,.
Ijinkan aku memilikimu,
Mengasihimu,
Menjagamu,
Menyayangimu,
Memberi cinta,
Memberi semua yang engkau inginkan
Selama akau mampu, aku akan berusaha
Mewujudkan semua impian dan harapan tuk menjadi kenyataan.
foto atas: pasang cincinn
foto bawah: Mamah and Mom


Kini kami terus memperbaik diri, mencoba untuk menjalankan semua aktifitas kehidupan sesuai yang Allah sukai. Saya pun terus berusaha untuk menjadi seorang muslimah yang ta’at, muslimah yang kelak akan menjadi seorang istri yang shaleh dan menjadi seorang ibu dari anak-anak yang cerdas dan shaleh/shalehah.
Untuk siapa pun yang membaca ini, ambilah hikmah positif dari pengalaman saya. Bersyukurlah para jomblowan/jomblowati. Karena sesungguhnya pacaran itu adalah salah satu hal yang tak Allah ridoi. Saya menyarankan untuk tidak berpacaran. Dan untuk pasangan yang sedang mempersiapakn pernikahan (*yang udah lamaran yahhh, klo belum lamaran sama aja kaya pacaran :D) semoga setiap langkah dalam menuju hubungan yang Allah ridoi dimudahan dan dilancarkan.
Salam

Selasa, 26 Maret 2013

Modal Memulai Usaha


Tunjuk tangan, siapa yang memiliki impian menjadi pengusaha sukses? Saya rasa, 90% dari pembaca menunjukkan tangan. Dan saya amat yakin, tidak lebih dari 10% dari yang menunjukkan tangan telah memulai usahanya. (*tsahhh kibas rambut, gaya peramal). Maka dari itu, 80% dari yang menunjukkan tangan baru memiliki keinginan/angan/impian menjadi pengusaha. Betul apa betul banget?
2 bulan yang lalu saya termasuk ke dalam 80% itu. Saya telah memiliki keinginan kuat, angan dan mimpi besar untuk menjadi seorang woman preneur. Mengikuti berbagai seminar wirausaha dan seminar motivasi telah saya jalani. Dan tiap kali ditanya usaha apa yang akan anda jalani, dengan gamblang saya memaparkan. Namun, ketika ditanya mengapa anda belum memulai, saya selalu menjadikan modal dan status mahasiswi sebagai alasan. Terus dan terus menerus seperti itu sampai saya mengikuti sebuah program coaching entreprener awal tahun ini impian saya menjadi pengusaha masih ada dalam bentuk buku impian. (*hehehehe parah nyoooo)
Namun tidak dengan 2 bulan ke belakang. Sebuah mata kuliah tambahan di semester 8 ini yaitu wirausaha memperkenalkan saya dengan sesosok bunda guru yang terus mengatakan “action, actin, action” di dalam perkuliahan  hingga terngiang sampai di rumah. Bermalam-malam kata-kata itu terus terulang, hingga membuat saya gelisah dan akhirnya mencoba untuk action. Tanpa berfikir panjang lagi, dengan keterbatasan waktu, tenaga, dan materi yang saya miliki sebagai mahasiswi dan sedikit ilmu tentang wirausaha yang telah saya dapatkan, serta nasihat seoarang Kang Rendi Saputra via chat BBM, saya memilih untuk memulai menjadi seorang pedagang reseller ketimbang bikin produk sendiri dan memasarkannya. Mengapa pedagang reseller?padahal tiap bulan Rhamadhan saya berjualan kue buatan sendiri (City’s Cookies) dan laris manis. Karena menurut saya, yang bisa saya jalani dengan kapasitas saya saat ini adalah memulai dengan berjualan produk orang lain. Selain itu, untuk menjadi reseller tidak membutuhkan modal uang yang banyak, bahkan saya memulai tanpa modal uang.
Singkat cerita, saya pun menjadi reselller untuk produk sepatu laki-laki. Bermodalkan akun sosial dan BB yang saya miliki, saya memberanikan diri untuk action. Mencoba menawarkan produk kepada teman-teman dekat via BBM dan akun sosial lainnya. Bagaimana dengan hasilnya?
Hari pertama saya menawarkan sepatu kepada teman-teman via chat BBM dan hasilnya tak satupun ada yang ingin membeli. Kecewa? Ya, saya merasakan hal itu pada awalnya. Tapi pertemuan saya dengan Bunda Guru di perkuliahan selanjutnya membuat saya mendengar kata-kata “Jangan putus asa, mereka yang sukses, mereka yang sudah banyak pelanggan terbentuk karena waktu yang panjang. Jangan berkecil hati, toh kamu baru mulai sehari. Cobalah lagi!”. Akhirnya rasa kecewa saya buang jauh-jauh saat menghampiri saya.
Di hari berikutnya, saya mencoba menawarkan kepada teman-teman saya via Face Book dengan mengupload produk. Hasilnya tidak satu orang pun berkomentar. Kecewa? Tidak, karena saya sudah punya jurus membuang rasa kecewa jauh-jauh. (yeyeyye *\(^.^)/*). Dihari berikutnya, saya mengganti profil BBM menjadi nama shop online dan foto produk dan hasilnya belum ada satu sepatu pun yang bisa saya jual. Kemudian di malam harinya saya kembali membuka FB, sebuah notification memberitahukan bahwa ada seorang teman yang mengomentari foto yang saya upload. Semangat membara akhirnya membuahkan hasil terjualnya sepasang sepatu. Namun, saking senangnya saya tidak menanyakan dahulu stock di gudang, ketika uang sudah di transfer ke rekening saya ternyata sepatu yang diinginkan teman saya habis dan tidak akan di restock lagi. Akhirnya saya pun rugi 5000 rupiah karena harus mentansfer kembali uangnya. (Haahahaha, konyooool :D). Namun sekali lagi, ini tidak menjadi rasa kecewa bagi saya tapi menjadi pelajaran penting bagi saya kedepannya.
Seminggu berselang, saya mencoba membuat web gratisan di yukbisnis.com punya Om Jaya Yea. Web yang memang dikhususkan untuk berniaga dengan gratis menjadi sebuah keuntungan bagi saya yang baru memulai bisnis. Di sini saya banyak belajar dari pembisnis yang lainnya. Lalu bagaimana hasilnya? 3 hari pertama web saya www.sebasepatu.yukbisnis.com memiliki pengunjung cukup banyak, selanjutnya hanya satu dua itupun tanpa pembeli. Menyerah? Tidaakkk.
Hari berikutnya, saya mencoba membuat akun twitter @SerbaSepatu dan fanpages FB SERBA SEPATU. Hasilnya? Selama beberapa hari mempromosikan hanya mendapatkan tidak lebih dari 4 like untuk fanpage dan belasan follower. Menyerah? Tidaaakkk.
Akhirnya, saya mencoba untuk menawarkan produk kepada teman sebangku dan teman kelas lainnya. Saya bukakan laptop saya, dan saya perlihatkan berbagai foto dari produk yang saya jual. Dengan gaya sales ala teman dekat dengan sedikit jurus muka memelas dan nada memaksa, hari itu saya mendapatkan 2 order sepatu. Itupun akan mereka bayar akhir bulan. Senang luarrr biasa. Saya yang sejak awal anti sales kini menjadi sales. Memang butuh keberanian yang besar untuk melakukan itu dan saya berhasil ( yuhuuuuuu *\(^_^)/* tepuk tangan sendiri).
Hari-hari berikutnya Allah memberikan imbalan atas usaha saya. Saya mendapatkan beberapa orderan tak terkira yang berasal dari FB, Web, Twitter, dan BBM. Singkat cerita, saya mampu menjual puluhan pasang sepatu dalam satu minggu dengan omset mencapai X,xjuta. Tak ada kata lain selain puji syukur untuk Illahi Rabbi.
Selanjutnya hari demi hari, sebagian waktu sisa kuliah dan menyusun skripsi saya gunakan untuk terus mengembangkan shop on line “SERBA SEPATU”. Keuntungan yang saya dapatkan, saya gunakan untuk biaya operasioanal, pembelian aset penunjang shop online dan pengembangan usaha.
Kini di bulan ke dua, saya telah memiliki omset lebih dari bulan sebelumnnya. Kini pulsa BB dan modem saya tidak lagi dari uang saku tapi menjadi biaya operasional Shop online “SERBA SEPATU”. Blog >> www.serbasepatuonline.blogspot.com
So,ingatlah bahwa modal untuk memulai usaha itu tidak hanya uang. Cukup “action dulu, action lagi, action terus”  tanpa banyak berfikir.

Ya Rabb, terimakasih atas izin Mu menjadikan @hasniYamani membersamai membangun usaha ini. Ya Rabb, begitu besar kuasa Mu atas segala sesuatu. Mudahkan dan lancarkan usaha hamba agar 3 bulan ke depan Shop Online ini tak sekedar menjadi reseller tapi distributor bagi kawan-kawan yang ingin menjadi reseller. Jadikanlah hamba makelar rezeki bagi teman-teman hamba seperti kata Kek Jamil Azzaini. Dan ijinkan lah Shop Online ini memiliki omset puluhan kali lipat di tahun depan. Dan injinkan lah Shop online ini memiliki home industri sepatu lokal sendiri yang mampu menyerap ratusan tenaga kerja di 5 tahun yang akan datang. Aamiin,.
Sallam.

Senin, 18 Maret 2013

Jangan so tahu! Karena ALLAH yang MAHA TAHU



So atau too adalah kata yang berasal dari bahasa inggris yang intinya terlalu, namun digunakan untuk ungkapan yang bernilai negative. Sedangkan enough yang artinya cukup adalah kata yang digunakan untuk ungkapan bernilai positive. Sama seperti ungkapan dalam bahasa Indonesia, kata terlalu memiliki arti yang negative seperti  “so tahu”. Sadarkah bahwa jauh-jauh sebelum ungkapan itu ada, bahkan sebelum bahasa Inggris itu ada, Allah telah menuliskan dalam al-qur’an bahwa sesuatu yang berlebihan “terlalu” itu tidak baik. Jadi lakukanlah apapun dengan cukup atau sesuai kadarnya.
Hari Minggu kemarin saya merencanakan untuk pergi ke Cilegon. Seperti biasanya saya bangun pagi dan melaksanakan solat subuh. Setelah solat saya berdo’a memohon keselamatan, kemudahan dan kelancaran selama perjalanan ke Cilegon. Matahari hari pun mulai merangkak naik menemani saya yang mempersiapkan kebutuhan untuk pergi ke Cilegon. Sebelum pergi saya menyempatkan untuk solat dhuha dan memohon kembali agar diberikan keselamatan, kemudahan dan kelancaran selama perjalanan ke Cilegon. Dalam hati saya sangat sangat percaya atas kuasa Nya. Saya pun melangkahkan kaki keluar rumah dengan tenang.
Untuk mencapai Cilegon saya harus menggunakan bis tujuan Cilegon dari terminal Lewi Panjang. Untuk mencapai terminal Lewi Panjang saya memilih menggunakan bis damri dari terminal Ledeng di dekat rumah. Diperjalan menuju terminal Ledeng saya berdo’a kembali memohon agar diberikan bis damri AC yang akan membawa saya menuju terminal Lewi Panjang. Sesampainya di terminal Ledeng saya tersenyum lebar karena Allah dengan cepat mengabulkan do’a saya, bis damri AC yang akan membawa saya menuju terminal Lewi Panjang telah menunggu dan siap berangkat.
Di dalam perjalanan menuju terminal Lewi Panjang saya berdo’a kembali, memohon agar mendapatkan bis Laju Prima atau Armada yang akan mengantar saya ke Cilegon. Sesampainya di terminal Lewi Panjang, saya mendapati bukan bis Laju Prima atau Armada yang siap untuk pergi melainkan bis Arimbi. Dengan reflex saya menghela nafas panjang menandakan kekecewaan saya karena kali ini saya tidak beruntung. Kemudian Saya pun menaiki tangga bis lalu memilih tempat duduk yang nyaman. Saya pun menerima jika perjalanan saya ke Cilegon akan memakan waktu lebih lama karena bis Arimbi ini biasanya akan mampir ke pool bis di Tanggerang.  Selang beberapa menit setelah saya duduk, kondektur menanyakan tujuan kepada setiap penumpang dan mengatakan bahwa bis ini tidak akan ke pool dahulu yang artinya akan langsung munuju Serang. Senyum simpul pun hadir di wajah saya karena perjalanan akan lebih cepat sembari berucap Alhamdulillah. Melihat waktu dari jam tangan yang menunjukkan pukul 09.20 saya pun menghela nafas panjang kembali karena itu tandanya saya akan menunggu selama 40 menit sampai bis berangkat. Setelah saya menghela nafas panjang dan berfikir harus sabar menunggu, supir bis lantas menjalankan bisnya dan tidak sampai 10 menit saya berada di bis, bis tujuan Cilegon yang saya tumpangi sudah melaju. Lagi-lagi saya tersenyum simpul.
2 jam berikutnya sampailah Saya di gerbang tol Halim kota Jakarta. Antrian kendaraan sepanjang beberapa ratus meter membuat saya kembali menarik nafas panjang bersiap akan menghadapi macetnya kota Jakarta. Melewati gerbang tol, jalanan tetiba lenggang. Hanya membutuhkan waktu 30 menit bis sudah sampai di tol Serang. Lagi-lagi saya tersenyum, namun kali ini lebih lebar. Dengan waktu total 3 jam 15 menit Saya sudah menginjakan kaki di kota Cilegon yang awalnya saya kira membutuhkan waktu lebih dari 4 jam.
Setelah sampai di Cilegon, sepanjang jalan menuju tempat tujuan saya berfikir betapa so tahunya saya. Beberapa kejadian hari ini membuat saya berprasangka buruk pada Nya. Saya berprasangka do’a saya tidak sepenuhnya dikabulkan, apa yang saya minta tidak Ia berikan. Tapi ternyata saya salah, Dia tidak memberikan yang saya inginkan tapi yang saya butuhkan. Saya meminta bis Armada, Ia beri saya bis Arimbi yang membawa saya ke Cilegon hanya dengan waktu 3jam. Tanpa ngetem, tanpa berdesakan, tanpa orang-orang berjualan. Saya meminta perjalanan yang lancar (4jam) tapi Ia memberikan yang lebih dari sekedar lancar. Malu rasanya menjadi manusia yang sok tahu padahal Dia lah Sang Maha tahu.
Sadarkah kita, bahwa sering kali kita tak sadar telah menjadi hamba yang sok tahu? Selalu berprasangka buruk pada Nya, menganggap Ia tak mendengarkan do’a kita, menganggap Ia tak adil. Saat kita tak diterima di kampus favorit dan jurusan yang kita sukai atau tak mendapati apa yang kita inginkan, tak sadar kita mengungkapkan kata-kata “sepertinya saya salah jurusan/ ini gak gua banget sih” atau hanya sekedar kata “yaaahh”. Padahal kita belum menjalaninya walau hanya selangkah. Astagfirullah,. Betapa kita telah menjadi manusia yang sok tahu lebih dari pencipta kita yang Maha tahu. Jika sekarang kita sadar, segeralah memohon ampun dan ingat lah, bahwa Allah tak memberikan apa ynag kita inginkan tapi Ia memberikan apa yang kita butuhkan dan apa yang baik bagi kita menurut pandangan Nya. Terus lah berprasangka baik pada Nya, niscaya dalam setiap kejadian akan ada hikmah yang begitu indah jauh dari harapan kita.
Salam,.

Rabu, 13 Maret 2013

Kunci Sukses


Perjalanan ke kota Tasik bulan lalu membawa saya bertemu dengan seorang guru kehidupan. Guru yang tak akan saya temukan di kampus. Sesuai dengan apa yang saya yakini bahwa di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Saya yakin pertemuan ini pun bukan kebetulan, melainkan atas desain yang telah Allah buat untuk saya. Kami berada dalam satu mobil bersama 3 orang lainnya (termasuk kakang). Begitu banyak hal yang kami bahas selama perjalanan Bandung-Tasik. Tapi yang benar-benar merasuk ke dalam hati dan pikiran saya adalah sebuah topik tentang “Kunci Sukses”. Beliau berkata “Kunci sukses dalam segala bidang hanyalah satu yaitu IKHLAS”. Lalu beliau bertanya “Apakah IKLHAS itu?” sebelum saya sempat menjawab, beliau langsung menimpali “Melakukan segala sesuatu hanya, untuk, dan karena Allah SWT semata”.
Sudahkah kita melakukan segala aktifitas hanya, untuk, dan karena Allah? Atau segala yang kita lakukan selama ini hanyalah nafsu? Dan tahukah nafsu itu datangnya dari mana? Nafsu itu datangnya dari syaiton.
Mari kita audit apakah kita termasuk orang yang sudah ikhlas atau kita hanya manusia yang menjalani hidup ini dengan nafsu?
Apakah alasan kita mengenyam pendidikan sampai ke bangku kuliah S1/S2/S3?
Jika alasan kita masih untuk mencari selembar ijasah, atau demi setrata sosial yang tinggi, atau karena mengikuti keinginan orang tua dan alasan duniawi lainnya. Itu adalah nafsu,.
Begitu banyak bukti terpampang nyata di hadapan kita, begitu banyak orang berlomba-lomba menjadi profesor, doktor, dengan maksud agar dipandang orang, lalu menarik simpati, selajutnya mencalonkan diri jadi wakil rakyat dan setelah duduk dikursi perwakilan, berlomba-lomba memperkaya diri.
Berhati-hati lah dalam berniat, bisa jadi niat kita adalah nafsu sehingga apa yang kita lakukan kedepannya dengan penuh perjuangan menjadi tidak ikhlas.
Contoh lainnya,
Apakah alasan kita menyukai seseorang? Apakah karena dia tampan/cantik, pintar, baik, kaya, dan sebagainya. Lalu ketika hal yang kita sukai semuanya berubah, mengapa kita menjadi tidak menyukainya lagi?
Tahukan bahwa suka itu nafsu, tidak suka pun nafsu. Maka kita sebagai manusia jangan terlalu menyukai sesuatu ataupaun terlalu membenci sesuatu. Karena sifat itu datangnya dari syaiton. Dan hal penting yang harus diingat dan dilaksanakan adalah jangan terlalu mencitai sesuatu apapun lebih dari kita mencintai Sang Penciptanya. Sering kali kita tak menyadari bahwa kita terlalu mencintai uang, popularitas, nama baik, jabatan, pasangan, tapi lupa pada siapa Sang Pemilik sesungguhnya.
Mari selalu merenungkan dan berinstropeksi diri atas apa yng selama ini dilakukan. Teruslah bertanya pada diri sendiri apakah segala seustu yang kita lakukan itu sudah ikhlas atau hanya nafsu?
Jika kita telah mampu melakukan segala sesuatu dengan ikhlas percaya lah pada janji Nya. Allah akan mempermudah jalan kita layaknya orang tua yang selalu menolong anaknya, Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan layaknya bayi yang semua kebutuhannya dipenuhi oleh orang tuanya, Allah akan menghadiahkan hal terbaik untuk kita layaknya anak baik yang selalu mendapat hadiah dan kejutan dari orang tuanya. Maka jadilah seperti bayi yang suci, jauh dari dosa, maka Allah akan begitu dekat dengan kita.
Salam,.

Rabu, 20 Februari 2013

Menjemput Kesempatan


Di postingan sebelumnya, saya menuliskan  Formula Sukses ala Agie . (yang belum baca, baca dulu yah J).  Saya mengibaratkan kesuksesan adalah tempat tujuan yang harus kita capai dengan sebuah kendaraan (kesempatan) ditambah dengan modal kesiapan. SUKSES = kesempatan + Kesiapan
Tahukah anda, bahwa formula sukses itu sudah banyak orang yang mengetahui? Bahkan banyak yang sudah mempraktekkan.  Tapi kebanyakan dari mereka hanya mengejar kesiapan, berlomba-lomba dalam mempersiapkan diri. Ada yang bersekolah sampai S3, mengikuti banyak kursus, mengasah kemampuan berbicara,dll. Sementara mereka tetap berdiam diri menunggu kesempatan itu datang. Sehingga, ada waktu tak pasti yang mereka tunggu. Lalu, harus bagaimana kah kita agar sukses lebih dulu?
Jemputlah kesempatan itu,.
Bagaimana cara menjemput kesempatan?
Saya membagai dua cara menjemput kesempatan. Pertama menjemput dengan cara horizontal dan ke dua menjemput dengan cara vertikal. Menjemput dengan cara horizontal (hablu minannas) adalah dengan kita memperbaiki silaturahmi kepada sanak saudara, kerabat, dan teman. Mengapa demikian? Karena silaturahmi akan membuka jalan kita pada berbagai kesempatan. Silaturahmi akan membawa kita pada kesempatan mengenal relasi baru, mengenal investor baru, mengenal konsumen baru (hehehe, otak entrepreneur itu isinya cari relasi, investor, konsumen ;p). Sehingga terbuktilah janji Allah bahwa silaturahmi itu memperpanjang umur, memperpanjang rejeki.
Ayoo, dari sekarang berlomba-lomba dalam bersilaturahmi. Silaturahmi bukan bertamu/berkunjung saja tapi mengikuti organisasi atau komunitas sosial yang positif juga merupakan silaturahmi.
Kemudian, menjemput dengan cara vertikal adalah dengan memperbaiki hubungan kita dengan Sang Pencipta Allah ta’ala. Bagaimana caranya?
Belajar lah untuk mendahulukan Nya dibanding dengan yang lain. Hal simpel tapi sering kali kita sepelekan adalah solat tepat waktu. Lebih baik lagi jika kita telah siap terlebih dahulu untuk solat sebelum adzan berkumandang. Mengapa ini menjadi cara menjemput kesempatan? karena kesempatan itu Allah yang mengatur, Allah yang memberi. Lantas jika kita ingin meminta lebih cepat sampai kepada kita maka kita harus datang kepada Sang Pemberi lebih dulu. Di dalam al-qur’an tertulis. Jika kita mendekati Allah dengan berjalan maka Allah akan mendekati kita dengan berlari (Subhanallah :’) ). Selain itu, agar kesempatan lebih cepat datang kepada kita dekatilah dengan bersedekah karena sedekah itu membersihkan dari yang tidak halal, melindungi dari bahaya, dan menyembuhkan sakit. Jika kita telah melakukan keduanya, yang ketiganya adalah memasrahkan pada Dia Sang Pemilik serta tetap berprasangka baik pada Nya,.

*Saya hanyalah juru tulis, semua inspirasi datang dari Pemilik saya Allah ta'ala. Semua tulisan saya tidak bermaksud menggurui atau sok tahu. Tapi saya tuliskan agas sering saya baca dan saya renungkan sehinggga tidak pernah lupa untuk berintrospeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. I wanna be success woman/motherpreneur.*